Astra Daihatsu Motor (ADM) telah melakukan penyegaran terhadap produk low MPV andalan mereka, Terios. Tapi menariknya, kembaran Daihatsu Terios, Toyota Rush, tak ikut diperbarui. Apa pertimbangan Toyota-Astra Motor (TAM) tidak melakukan strategi serupa?
Sebelumnya pada 8 Juni 2023 lalu ADM memperkenalkan model terbaru Terios dengan pembaruan di desain grille dan bumper. Kemudian smoke headlamp dengan detail anyar yang kini lebih segar. Sementara di bagian sampingnya telah dilengkapi side stone guard-body molding baru dan desain pelek yang lebih kekinian.
Perubahan lainnya terlihat di bagian belakang dengan tarikan garis baru, bumper belakang juga lebih segar berkat penambahan aero kit. Masuk ke dalam, Daihatsu membekali Terios baru dengan interior yang serba gelap. Sedangkan untuk varian tertinggi terdapat tambahan aksen berupa garis-garis merah di sejumlah bagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Toyota: Siapa Bilang Rush Discontinue? |
![]() |
Sementara itu di sisi lain Toyota tidak ikut memperkenalkan model terbaru Rush. Dijelaskan Head of Interactive Communication Department TAM Dimas Azka, Toyota memiliki strategi sendiri terhadap model Rush. Menurut Dimas, penjualan Rush masih stabil dan konsumen belum butuh Rush model baru.
"Basisnya kita beda strategi (dengan Daihatsu). Basis strategi yang berbeda ini tidak mengharuskan kita (Toyota) jadi sama kayak mereka (Daihatsu). Contohnya kalau di kita kan ada (Avanza) Veloz (yang lebih mewah), di sana (Daihatsu tidak ada varian Xenia yang lebih mewah)," bilang Dimas ditemui detikOto di BSD City, Tangerang (15/6/2023).
Sementara terkait dengan life cycle atau siklus hidup sebuah produk, Dimas mengatakan Rush masih sesuai dengan kebutuhan konsumen saat ini. Malah jika Rush disegarkan, berpotensi akan mengganggu marketnya sendiri.
"Life cycle itu tidak relatif terhadap waktu, tapi relatif terhadap market. Jualan Rush ini 3.500-3.800 per bulan, masih cukup besar untuk dipertahankan. Perubahan-perubahan itu ada hal yang harus di-consider (pertimbangkan), satu cost (biaya produksi), marketnya ready atau nggak. Jadi kalau ditanya life cycle itu harus melihat marketnya," tambah Dimas.
"Jadi kalau penjualan masih tinggi, bisa jadi nggak usah diganggu. Karena (kalau ada pembaruan) artinya akan berubah, pada saat value berubah, itu kita melihat marketnya butuh apa. Saat market hanya butuh mempertahankan value, maka strategi itu yang kita pakai," jelasnya lagi.
Sekadar informasi, Toyota Rush berada di market B-Segment, di mana konsumen di segmen ini butuh kendaraan yang bisa digunakan untuk ke mana saja dan untuk keperluan apa saja. Terlebih Rush masih mempertahankan sistem penggerak belakang yang saat ini mulai ditinggalkan.
"Buat mereka (konsumen, sistem penggerak belakang) mungkin masih jadi pertimbangan, karena jumlah orang yang diangkut, mobil masih dipakai bersama-sama, mobil juga dipakai untuk banyak kebutuhan. Jadi biasanya masih di level kendaraan main car (kendaraan utama). Masih bisa diandalkan untuk angkut orang tapi juga angkut barang," jelas Dimas.
(lua/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?