Beli Mobil Listrik Dapat Subsidi, Mobil Bensin dan Diesel Pasti Terganggu

ADVERTISEMENT

Beli Mobil Listrik Dapat Subsidi, Mobil Bensin dan Diesel Pasti Terganggu

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 18 Jan 2023 08:35 WIB
Daihatsu Sigra dan Ayla
Daihatsu Sigra dan Ayla. Foto: Dok. Astra Daihatsu Motor (ADM)
Jakarta -

Pemerintah berencana memberikan subsidi untuk konsumen mobil listrik. Dengan angka subsidi mencapai Rp 80 juta, tentunya konsumen yang hendak membeli mobil listrik akan membayar lebih murah. Lalu, apakah hal itu bakal mempengaruhi penjualan mobil mesin konvensional, seperti mesin bensin dan diesel?

Akhir tahun 2022 lalu pemerintah melontarkan wacana menyubsidi mobil listrik dan motor listrik. Rincian Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik dan Rp 5 juta untuk motor konversi bensin ke listrik.

Menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, syarat utama mobil listrik dapat subsidi adalah harus diproduksi di dalam negeri. Artinya, untuk saat ini baru dua mobil listrik yang bisa mendapatkan subsidi, yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev.

Meski belum memiliki mobil listrik di Tanah Air, Daihatsu masih akan mendukung kebijakan itu. Dijelaskan oleh Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, Daihatsu mendukung kebijakan tersebut karena akan membuat harga mobil listrik jadi makin terjangkau. Tapi menurut Agung aturan itu bakal berpengaruh ke mobil-mobil konvensional.

"Saya rasa kami dari Daihatsu sangat mendukung karena ini (tuntutan) global, tentang carbon neutral dan lain-lain kebijakan dari elektrifikasi ini," kata Agung dalam media gathering di Jakarta, Selasa (17/1/2023).

"Kita juga cukup surprise ya, khususnya dari Daihatsu, mengenai adanya wacana insentif dari pemerintah untuk hybrid Rp 40 juta dan juga EV Rp 80 juta," sambung Agung.

"Yang jadi pertanyaan, apakah ini akan mempengaruhi pasar mobil ICE (Internal Combustion Engine)? Kalau saya bilang pasti akan terpengaruh. Pasti dong ya, dari harga katakanlah Rp 200 juta dipotong Rp 80 juta kan menjadi Rp 120 juta ya," lanjutnya.

"Padahal mekanisme pricing itu kan selama ini OR-OR ya. Ono Rupo Ono Rego (ada harga, ada rupa). Tetapi sekarang regone (harganya) murah tapi kualitasnya oke. Jadi begitu mekanismenya di pasar," jelas Agung.

Di sisi lain, Daihatsu masih tetap fokus menggarap segmen kendaraan ICE. Khususnya segmen kendaraan ICE entry-level atau pemula, yang banyak peminatnya.

"Tapi kami melihat lagi rule Daihatsu di market. Mobil yang kita siapkan rata-rata buat entry-level. Di segmen ini kami percaya konsiderasinya ke total ownership benefit masih sangat besar," tambah Agung.

"Motorisasi (perpindahan ke kendaraan bermotor) di Indonesia, kita itu di ASEAN saja, motorisasi cuma 9 persen. Thailand sudah masuk di 75 persen. Bahkan di Malaysia angkanya sudah 25 persen. Jadi motorisasi kita angkanya sebenarnya sangat kecil. Maka itu, pertanyaannya, siapakah nanti yang akan isi ICE market? Itu kami masih akan masuk di ICE market kalau di Daihatsu," bilang Agung.



Simak Video "RI Subsidi Rp 80 Juta untuk Mobil Listrik, Bagaimana Negara Lain?"
[Gambas:Video 20detik]
(lua/dry)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT