Benarkah Mobil Listrik Tak Ramah Lingkungan Gegara Pakai Pembangkit Batu Bara?

ADVERTISEMENT

Benarkah Mobil Listrik Tak Ramah Lingkungan Gegara Pakai Pembangkit Batu Bara?

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 16 Des 2022 14:52 WIB
DFSK Mini EV
Benarkah mobil listrik tak ramah lingkungan gegara pakai energi listrik yang dihasilkan pembangkit listrik batu bara? Foto: Luthfi Anshori/detikOto
Jakarta -

Mobil listrik bak dua sisi mata pisau. Di satu sisi dianggap sebagai kendaraan ramah lingkungan lantaran tak mengeluarkan asap dan tak menggunakan bahan bakar fosil. Tapi di sisi lain, mobil listrik juga dianggap tidak ramah lingkungan karena masih menggunakan energi yang bersumber dari pembangkit listrik batu bara.

CEO PT Sokonindo Automobile (DFSK) Alexander Barus, mengatakan, anggapan bahwa mobil listrik tidak ramah lingkungan karena menggunakan energi dari pembangkit batu bara, tidak sepenuhnya benar. Bagaimanapun, kendaraan listrik tidak mengeluarkan polusi.

"Ada pertanyaan begini, kok kita cas mobil listrik, listriknya dihasilkan dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) batu bara. Jadi apa bedanya (dengan kendaraan konvensional yang sama-sama menghasilkan polusi)?," kata Alexander di Jakarta (14/12/2022).

PLTU SuralayaPLTU Suralaya Foto: dok HK

Menurut Alexander, kendaraan listrik bisa membuat sebuah kota atau wilayah bebas polusi. Di sisi lain, gas karbon dioksida CO2 menjadi terlokalisasi di wilayah PLTU tersebut dan tidak menyebar kemana-mana melalui asap kendaraan bermotor.

"Begini, kalau listrik itu--katakanlah Suralaya dibangun dengan PLTU--tetap karbon dioksida-nya keluarnya di sana (terlokalisasi), kemudian di sini kita pakai bahan bakar fosil, juga akan keluar karbon dioksida-nya. Berarti di sana keluar, di sini keluar kan?," jelas Alexander.

"Bagaimana kalau di sana (PLTU) keluar (karbon dioksida) di sini nggak keluar (karbon dioksida)? Ya pakai ini (mobil listrik). Tentu itu akan sangat mengurangi polusi," tambah Alexander.

DFSK Gelora EDFSK Gelora E Foto: Luthfi Anshori/detikOto

"Yang kedua, teman-teman semua tahu berapa besar importasi minyak mentah kita, coba kita bisa beralih pelan-pelan, sehingga konsumsi bahan bakar fosil ini bisa dikurangi. Dan mayoritas daripada pengguna BBM ini adalah sektor transportasi. Jadi ini bukan hanya akan menyehatkan iklim, tapi juga menyehatkan struktur ekonomi kita," tukas dia.

DFSK sendiri menegaskan komitmennya untuk berinvestasi kendaraan listrik di Tanah Air. Pabrikan asal China ini pada tahun depan akan merakit kendaraan listrik niaga secara lokal di pabrik mereka di Cikande, Serang, Banten. Selain itu DFSK juga akan memperkenalkan mobil listrik mungil Mini EV.



Simak Video "Ngecas Mobil Listrik 30 Menit di Rest Area, Dapat Berapa Persen?"
[Gambas:Video 20detik]
(lua/lth)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT