Krisis Chip, Toyota Ganti Smart Key Jadi Kunci Konvensional

Krisis Chip, Toyota Ganti Smart Key Jadi Kunci Konvensional

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Jumat, 28 Okt 2022 11:20 WIB
Kunci konvensional mobil Toyota.
Toyota ganti smart key dengan kunci konvensional akibat krisis chip semikonduktor. Foto: Shutterstock.
Jakarta -

Selain menghambat produksi, kelangkaan chip semikonduktor juga membuat pabrikan roda empat terpaksa mengurangi fitur-fitur canggih di kendaraan. Salah satunya Toyota yang memutuskan mengganti smart key atau kunci pintar dengan kunci konvensional.

Disitat dari Reuters, Jumat (28/10/2022), Toyota bakal mengganti salah satu dari dua smart key pada mobil yang akan dikirim ke konsumen mereka di Jepang. Menurut Toyota, langkah tersebut bisa mempercepat proses pengiriman produk.

"Karena krisis semikonduktor masih berlanjut, tindakan sementara ini diambil dengan tujuan agar pengiriman mobil ke pelanggan menjadi lebih cepat," demikian pernyataan resmi Toyota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ilustrasi Smart Key Toyota.Ilustrasi Smart Key Toyota. Foto: Toyota Clermont.

Pabrikan tersebut juga meminta maaf kepada konsumen lantaran keputusan mereka mengganti salah satu smart key dengan kunci konvensional. Namun, mereka merasa, keputusan tersebut memang harus diambil.

Meski demikian, Toyota berjanji bakal segera membuat smart key kedua yang nantinya bisa ditukar dengan kunci konvensional sementara.

ADVERTISEMENT

"Untuk smart key kedua, kami berencana menyerahkannya segera (ke konsumens) setelah semuanya siap," kata Toyota.

Diketahui, krisis chip semikonduktor telah melanda dunia sejak awal kemunculan pandemi. Sebelumnya, sejumlah pabrikan dunia meramal, masalah ini akan tuntas tahun ini. Namun, perkiraan itu rupanya meleset. Bahkan, merek sebesar Toyota saja masih kesulitan akibat masalah tersebut.

Pabrik Toyota dan Holden Ditutup di AustraliaIlustrasi pabrik Toyota. Foto: Australia Plus ABC

Krisis chip juga membuat hampir seluruh pabrikan terpaksa mengurangi jumlah produksi kendaraan. Bukan hanya itu, tak sedikit yang sampai menutup pabrik sementara.

Toyota menyadari betul masalah tersebut akan mengganggu produksi dan penjualan mereka hingga akhir tahun. Bahkan, Toyota global memprediksi, target produksi 9,7 juta unit mobil selama 2022 kemungkinan besar tak akan tercapai.




(sfn/din)

Hide Ads