Mobil berjalan tanpa menyentuh aspal bukan hanya isapan jempol belaka, kini benar-benar jadi kenyataan. Peneliti Southwest Jiaotong University, Chengdu, Provinsi Sichuan, China menguji coba mobil penumpang yang berjalan secara melayang.
Dikutip CNBC, para peneliti asal China itu melakukan tes jalan mobil penumpang yang sudah dimodifikasi dengan magnet untuk bisa mengapung di atas rel konduktor. Hasilnya mobil dengan bobot 2,8 ton itu bisa melayang setinggi 35 mm.
Teknologi ini mengadopsi pada kereta maglev (magnetic levitation) yang sudah lebih dulu berkembang di China. Deng Zigang, profesor dan kepala tim Southwest Jiaotong University berharap teknologi ini dapat membantu mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan jangkauan mengemudi mobil di masa depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah kami selanjutnya adalah fokus pada pengembangan kendaraan yang sebenarnya untuk mewujudkan visi indah melihat mobil maglev pertama 'mengambang dan berjalan'," kata Deng dari South China Morning Post, dikutip Rabu (22/9/2022).
Tes tersebut diselenggarakan oleh otoritas transportasi setempat dan bertujuan untuk mempelajari desain jalan serta langkah-langkah keselamatan untuk mengemudi dengan kecepatan tinggi.
A #maglev vehicle technology test saw a 2.8-tonne car float 35 millimeters above the road and run on a highway in #Jiangsu, east China. A permanent magnet array was installed for levitation. pic.twitter.com/7vWc8TvJpn
β QinduoXu (@QinduoXu) September 12, 2022
Selain tes melayang, pihak kampus juga menguji kecepatan maksimum. Sebanyak delapan mobil diuji di ruas jalan raya sepanjang 7,9 kilometer, dengan kecepatan maksimum mendekati 230 kilometer per jam.
Secara teoritis, teknologi maglev memungkinkan perjalanan berkecepatan tinggi tanpa menggunakan energi sebanyak tenaga mesin tradisional karena kurangnya gesekan. Para peneliti telah mengeksplorasi potensi mobil maglev selama lebih dari satu dekade, dengan Volkswagen merancang konsep mobil hover pada tahun 2012.
Tetapi potensi masalah keamanan masih perlu diselesaikan. Misalnya, apa yang terjadi jika mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi keluar dari jalur magnetnya, atau terlempar keluar jalur oleh kendaraan non-magnetik, demikian dikutip AutomoBlog.
Selain itu juga masalah infrastruktur yang sangat sulit dan mahal, sebab membangun jaringan jalan raya elektromagnetik nasional kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun dan investasi publik besar-besaran di negara mana pun.
Kereta maglev
Kereta maglev sudah dimiliki China pada 2003 dan beroperasi di Shanghai. Teknologi suspensi elektromagnetik di Shanghai ini buatan Jerman dan membentang dari pusat kota hingga Bandara Pudong sejauh 30 km.
Kemudian, China mengembangkan sendiri jaringan kereta maglev dengan kecepatan rendah-sedang. Kereta maglev itu beroperasi di Changsa, Provinsi Hunan, pada 2016. Kecepatan kereta bisa melaju sampai 100 kilometer per jam.
Tahun lalu, China memulai debutnya dengan kereta peluru maglev di Qingdao, provinsi Shandong, tahun lalu yang dapat mencapai kecepatan tertinggi 600 km per jam.
Selain China, kereta maglev sebagai transportasi umum cuma ada di dua negara lain, Jepang yang dimulai 2005 dan Korea Selatan mulai 2016.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah