Harga Pertalite Mau Naik, Mobil LCGC Bakal Laris Manis?

Harga Pertalite Mau Naik, Mobil LCGC Bakal Laris Manis?

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Senin, 22 Agu 2022 17:07 WIB
Tampilan terbaru Toyota Calya
Mobil LCGC diprediksi akan diincar banyak orang saat harga BBM Pertalite benar naik (Foto: Dok. Toyota Astra Motor)
Jakarta -

PT Toyota Astra Motor atau TAM turut menanggapi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Indonesia. Toyota beranggapan, rencana tersebut mungkin saja akan mempengaruhi minat konsumen dalam membeli kendaraan baru.

Direktur Pemasaran TAM, Anton Jimmi Suwandy mengatakan, jika kenaikan BBM sudah diputuskan, maka besar kemungkinan konsumen akan beralih ke mobil irit seperti LCGC atau hybrid.

"Konsumen kan akan semakin lebih pintar dalam memilih produk-produk apa yang cocok dengan kondisi kenaikan BBM. Mereka pasti pilih (mobil) yang irit," ujar Anton Jimmi saat ditemui di hari penutupan GIIAS 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang line up mobil irit kita ada apa? Yang pasti ada LCGC dan hybrid. Jadi pasti akan terjadi pergeseran (minat) ke segmen-segmen yang lebih irit," tambahnya.

Lebih jauh, menurut Anton, rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite pasti memiliki dasar dan alasan yang jelas. Itulah mengapa, pihaknya mengaku bisa menerima semua itu.

ADVERTISEMENT
Toyota New AgyaToyota New Agya Foto: Pool (Toyota)

Namun, Anton memastikan, Toyota tengah menyiapkan sejumlah cara dan upaya agar konsumen tak terlalu terbebankan oleh kenaikan BBM tersebut.

"Pemerintah pasti lebih tahu kondisi ekonomi nasional, termasuk situasi kondisi bahan bakar. Bagaimana pun kami tetap respect aturan pemerintah. Tapi kita sama-sama cari jalan keluar untuk konsumen, baik itu (dengan menyiapkan) pilihan kredit atau strategi tertentu untuk mempertahankan market," tuturnya.

Pada akhirnya, Anton berharap, rencana kenaikan harga BBM jenis Pertalite tak terlalu berdampak pada penjualan roda empat di Indonesia.

"Kita lihat dulu kira-kira kenaikan berapa besar, impact terhadap ekonomi bagaimana, karena kan faktor ekonomi bukan hanya harga BBM. Tapi, ada faktor-faktor lain. Kita harap tidak ada impact terlalu besar," kata Anton.




(din/din)

Hide Ads