Teknologi otomotif saat ini semakin canggih. Bahkan saat ini ada teknologi mobil otonom di mana mobil bisa melaju sendiri tanpa input sopir manusia. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menantang perguruan tinggi dan pihak swasta untuk menggali peluang dan tantangan menghadirkan kendaraan otonom di Indonesia.
Menurut Budi, ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk memasifkan kendaraan otonom di Indonesia. Antara lain terkait dengan kesiapan jalan, jaringan internet, kondisi lingkungan, regulasi terkait dengan hal teknis laik jalannya, serta pelaksanaan pengujian kendaraannya.
"Saat ini kami tengah menyusun dan terus mematangkan regulasinya," ujar Budi dalam keterangan tertulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi melanjutkan, kendaraan otonom atau kendaraan tanpa pengemudi (driverless) ini merupakan sistem transportasi cerdas (intelligent transport system/ITS) yang akan menjadi transportasi masa depan. Sejumlah keunggulan dari kendaraan ini dikutip dari McKinsey Global Institute dan TU Delf Research in Electric and Automated Transport 2019, yaitu: memiliki kepastian dan ketepatan waktu, mengurangi emisi karbon, kemacetan, konsumsi bahan bakar hingga 15%, dan juga mengurangi tingkat kecelakaan karena human error mencapai 40%.
"Butuh kolaborasi dari semua stakeholder terkait, baik akademisi dan pihak swasta, untuk menciptakan iklim yang kondusif agar kendaraan otonom ini dapat diwujudkan," tuturnya.
Direktur PT Jababeka, Tbk Sutedja Sidarta Darmono menyatakan dukungannya untuk mewujudkan kehadiran kendaraan otonom di Indonesia. Menurutnya, diperlukan pengembangan infrastruktur yang mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan otonom, salah satunya yaitu penguatan jaringan internet.
"Dengan adanya koneksi internet 5G, kita bisa mendapatkan peluang untuk memasuki era kendaraan otonom," ujarnya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan inisiatif baru dengan membuat Jababeka Silicon Valley atau Correctio, berkolaborasi dengan sejumlah pihak yakni: Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indogen Capital, dan PT Bisa Artifisial Indonesia (BISA.AI).
Kawasan ini dibangun dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mewujudkan industri 4.0 melalui pengenalan teknologi baru, termasuk utilisasi internet of things (IoT), augmented reality, kendaraan otonom, dan sebagainya. Keberadaannya diharapkan dapat menciptakan lingkungan dan ekosistem yang mendukung pemanfaatan teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Sementara itu, pada Mei 2022 lalu salah satu perusahaan swasta, Sinar Mas Land, meluncurkan kendaraan listrik otonom bernama Navya Arma. Kendaraan otonom itu dioperasikan di dua lokasi yakni Q Big BSD City dan Kawasan BSD Green Office Park.
Di Ibu Kota Baru Negara (IKN) di Kalimantan Timur juga bakal dimasifkan penggunaan kendaraan otonom. Pemerintah tengah menyiapkan pembangunan Ibu Kota Baru Negara berkonsep "green and smart city", mengedepankan penggunaan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?