Duh, Ekspor Mobil Indonesia Masih Kalah dari Thailand

Duh, Ekspor Mobil Indonesia Masih Kalah dari Thailand

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 21 Jul 2022 12:35 WIB
Ratusan mobil merk Toyota yang siap di ekspor berada di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok,  Jakarta Utara, Rabu (5/9). Toyota Indonesia mencatat telah mengekspor total 1,38 juta unit kendaraan completely built up (CBU)β€Ž sejak mulai pengapalan Kijang generasi ketiga pada Agustus 1987 hingga Juli 2018.
Ekspor mobil buatan Indonesia (Foto: Pradita Utama/detikOto)
Jakarta -

Dalam persaingan ekspor kendaraan, Indonesia relatif tertinggal jika dibandingkan Thailand. Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi menyebut perlu adanya perluasan model yang dijual di Indonesia.

"Walaupun kita punya saingan dengan Thailand, kita masih kalah di ekspornya, dan kita akan mengejar ketertinggalan tersebut dengan beberapa cara," ujar Nangoi saat konferensi pers di Hotel Sheraton, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2022).

Berdasarkan data Asean Automotive Federation, Thailand bisa memproduksi kendaraan hingga di atas 2 juta unit per tahun. 50 persen kendaraannya diekspor ke luar negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data terbaru, sepanjang Januari - April 2021, Thailand sudah memproduksi 616.057 unit mobil. 310.068 unit merupakan dijual untuk pasar domestiknya.

Sebagai pembanding, Indonesia dalam periode yang sama Indonesia sudah memproduksi 471.842 unit, sedangkan mobil yang terjual 346.849 unit untuk penjualan domestik.

ADVERTISEMENT

Nangoi mengatakan salah satu cara untuk memperlebar pasar ekspor ialah menumbuhkan pasar dalam negeri terlebih dahulu.

"Yang jelas kita akan menggenjot eskpor, untuk itu ada beberapa hal yang harus dibenahi. Pertama, industri otomotif di Indonesia harus maju, kalau tidak maju, maka tidak mungkin ada prinsipal membuat industrinya di Indonesia dan basis produksinya," ujar Nangoi.

"Kalau industri membesar, penjualannya naik. Bayangkan kalau Indonesia konsumsinya 2 sampai 3 juta per tahun. Itu pasti orang berbondong bondong lagi untuk investasi di Indonesia."

Dengan makin banyak model yang dibuat di Indonesia, maka kesempatan untuk mengekspor lebih besar lagi. Contohnya sekarang belum ada model Sedan yang dibuat di Indonesia, kalau nanti market membesar ada sedan yang dibuat di Indonesia otomatis ekspornya akan dari Indonesia," jelas dia.

Selanjutnya ialah pasar negara tujuan yang memiliki potensi besar sebagai target impor, yakni Australia. Tapi Indonesia belum mendapatkan izin dari pihak prinsipal.

"Kami minta Menperin untuk duduk bersama ataupun melobi prinsipal dari Jepang, Korea, Eropa ataupun China agar mereka mau melakukan eskpornya dari Indonesia," ungkap Nangoi.

"Contoh Australia adalah negara besar dengan angka konsumsinya 1,2 juta per tahun dengan tidak ada pabrik mobil di sana. Semuanya impor, tapi impor dari Indonesia sangat kecil. Boleh dikata saat ini baru Fortuner yang diekspor ke sana."

"Saya lihat truk di sana banyak sekali. Indonesia penghasil truk yang cukup besar, ada Hino, Isuzu, UD Truck, Mitsubishi dan lain lainnya. Tapi tidak ada satupun yang ekspor ke sana. Kenapa? Karena belum ada izin prinsipal, jadi kami akan minta pak Menteri untuk duduk dengan prinsipal supaya bisa dikasih ekspor."

"Kapasitas produksi kita punya 2,4 2,5 juta. Sekarang baru dipakai 1,3 juta atau baru sekian. Kalau mau naik satu juta kita masih sanggup," tutup dia.




(riar/din)

Hide Ads