Sering Tabrakan Beruntun, Sudah Jaga Jarak tapi Diserobot Orang

Sering Tabrakan Beruntun, Sudah Jaga Jarak tapi Diserobot Orang

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 27 Jun 2022 18:50 WIB
Kecelakaan beruntun di Tol Semanggi arah Pancoran
Ilustrasi Kecelakaan beruntun (Dok. Istmewa)
Jakarta -

Kecelakaan beruntun sering kali terjadi, terutama di jalan tol. Untuk menghindari kecelakaan seperti ini dibutuhkan jaga jarak yang cukup antar-kendaraan.

Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan idealnya rumus menjaga jarak di jalan tol adalah empat detik. Maksudnya, posisikan kendaraan kita memiliki jarak sekitar empat detik dengan kendaraan di depan.

"Jaga jarak yang ideal 4 detik di jalan tol dengan perhitungan mewakili: 1 detik, reaksi pengemudi dalam berpikir dan bereaksi, 1 detik kondisi beban kendaraan, rem dan ban, 1 detik kondisi permukaan jalan, kelembapan, angin, lingkungan, 1 detik safety faktor yang tidak diperhitungkan," jelas Sony kepada detikcom, Senin (27/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sering sekali terjadi ketika kita sudah menjaga jarak dengan kendaraan di depan tapi ruangan kosong itu diserobot orang lain. Apa yang harus dilakukan?

"Pendapat gue sih kasih aja. Dan itu yang gue terapkan selama ini," ujar Sony kepada detikcom, Senin (27/6/2022).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, dengan mengalah seperti itu berarti sudah menerapkan teknik defensive driving yang membuat berkendara jauh lebih aman. Salah satu prinsip defensive driving adalah menghindari risiko bahaya dengan memberi ruang bagi pengendara lain.

"Perhitungannya, mending mana, nggak jaga jarak hasilnya bisa kecelakaan atau pilih jaga jarak hasilnya selamat. Toh perbedaan waktu tempuhnya hanya 10-30 menit kalau sama-sama selamat ya. Kalau kecelakaan, sudah pasti hilang waktu, tenaga, pikiran dan biaya," ucapnya.

Selain itu, tabrakan beruntun umumnya terjadi di lajur paling kanan di jalan tol. Kenapa bisa begitu?


"Pertama lajur kanan ketentuan kecepatannya lebih tinggi. Kedua, lajur kanan di tol kecepatan dan percepatan kendaraannya beda-beda. Ketiga, banyak pengemudi yang dalam kondisi kencang atau ngebut tapi tidak siap dengan segala risikonya," ujarnya.

Terlebih, jarak antar-kendaraan terlalu dekat membuat tabrakan beruntun kerap tak terhindarkan. Karenanya, Sony menyarankan pengendara tetap di lajur kiri. Lajur kanan hanya untuk mendahului.




(rgr/din)

Hide Ads