Seberapa Laris Mobil Listrik Bertenaga Baterai di Indonesia?

Seberapa Laris Mobil Listrik Bertenaga Baterai di Indonesia?

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 21 Apr 2022 19:37 WIB
PT Hyundai Motor Indonesia hari ini memperkenalkan Ioniq 5 dalam ajang IIMS 2022. Ini merupakan mobil listrik murni atau battery electric vehicles (BEV) pertama buatan Indonesia.
Hyundai Ioniq 5 tambah jajaran mobil listrik di Indonesia. Lalu seberapa laris mobil listrik di Tanah Air pada Maret 2022? Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Jumlah mobil listrik di Indonesia kian bertambah dengan kehadiran Hyundai Ioniq 5. Diharapkan dengan adanya ragam model yang disajikan membuat masyarakat perlahan-lahan mau beralih untuk menggunakan mobil tanpa asap tersebut.

Tapi bagaimana dengan respon masyarakat Indonesia? Bila mengutip data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik murni bertenaga baterai sepanjang Maret 2022 terlihat masih minim.

Misalnya Lexus UX300e pada bulan ketiga tahun 2022 hanya terdistribusi 1 unit. Kemudian untuk Hyundai Ioniq Electric juga distribusinya hanya 6 unit. Terbanyak adalah Nissan Leaf sebanyak 9 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Animo masyarakat untuk menggunakan mobil listrik memang masih rendah. Salah satu hal yang dituding menjadi penyebabnya adalah rendahnya daya beli masyarakat.

"Daya beli masyarakat kita sendiri juga masih belum bisa menerima, karena kalau dari data Gaikindo 70% dari kendaraan roda empat itu memilih kendaraan yang harganya di bawah Rp 300 juta. Sementara kendaraan listrik, termasuk hybrid itu harganya bahkan di atas Rp 600 juta bahkan di atas Rp 1 miliar," ungkap Kukuh dalam Diskusi Pengembangan Mobil Listrik Berbasis Baterai di Indonesia seperti disiarkan dalam Youtube Indef, Rabu (20/4/2022).

ADVERTISEMENT

Dalam catatan Gaikindo, penjualan mobil listrik murni year to date Maret 2022 hanya 64 unit. Pun demikian dengan mobil Plug-in hybrid hanya 10 unit. Sedangkan untuk kendaraan elektrifikasi yang tengah marak digandrungi adalah jenis hybrid mencapai 646 unit. Jumlahnya tentu masih kalah banyak dari mobil bermesin konvensional sekelas Low Cost Green Car (LCGC) dengan jumlah mencapai puluhan ribu unit.

Kalaupun dibandingkan harganya, LCGC terbilang jauh lebih terjangkau. Beberapa model ada yang dijual dengan harga Rp 150 jutaan.

"Itu kalau di data kita konsumennya kurang dari 1%. kalau kita ingin mempunyai program EV, mungkin apa yang dilakukan pemerintah meluncurkan LCGC bisa dicontoh. Dimana di situ ada perhitungan mengenai TKDN kemudian ada batasan harganya dan target waktu berapa lama diwaktukan," ungkap Kukuh.




(dry/din)

Hide Ads