Kementerian Transportasi Jepang berencana akan mencabut sertifikasi mesin untuk kendaraan milik Hino Motors. Hal ini akibat dari pemalsuan laporan data emisi yang dilakukan oleh Hino selama beberapa tahun terakhir.
Dilansir dari Reuters, pengumuman terkait pencabutan sertifikat pada mesin Hino akan dilakukan secara resmi 25 Maret mendatang. Keputusan ini berakibat pada empat mesin kendaraan milik Hino yang diduga telah dipalsukan hasil emisi datanya.
Tak hanya kendaraan Hino, keputusan pemerintah Jepang untuk mencabut sertifikasi mesin juga berdampak pada kendaraan milik Toyota dan Isuzu yang telah mengusung mesin Hino.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pencabutan sertifikat mesin merupakan bentuk tindakan tegas dari pemerintah Jepang atas pemalsuan data emisi kendaraan yang dikeluarkan oleh Hino. Alhasil, pemerintah Jepang sempat menggerebek kantor pusat Hino di Tokyo, awal Maret lalu.
Hino akhirnya mengakui jika perusahaan telah melakukan kesalahan terkait pemalsuan data performa mesin, sehingga mengeluarkan sertifikasi emisi kendaraan dan tenaga mesin yang tidak sesuai.
Walau masih dalam tahap penyelidikan, namun pemerintah Jepang telah mencabut sertifikasi dari keempat mesin milik Hino Motors. Hal ini karena timbul kecurigaan terkait hasil laporan soal emisi kendaraan tersebut. Kendati demikian, hingga saat ini belum ditemukan bukti.
Sebelumnya diberitakan, pihak Hino mengungkapkan kesalahan ini terjadi pada salah satu pabriknya di Jepang. Pabrik tersebut diketahui menjalankan serangkaian tes mesin. Pada salah satu bagian mesin, sistem pembuangannya diganti selama masa pengujian agar mendapatkan hasil baik dan lolos uji emisi.
Hino akhirnya memutuskan membentuk tim internal untuk menyelidiki kemungkinan adanya pemalsuan saat pengujian emisi kendaraan. Kasus ini bahkan sudah terjadi sejak 2018, di mana sejumlah truk yang dikirim ke Amerika Serikat mengalami kendala sebab ditemukan hasil emisi yang tidak sesuai dengan regulasi.
Kini, Hino menambah daftar panjang sejumlah produsen otomotif Jepang yang terlibat kecurangan saat uji emisi. Sebelumnya pada 2018, pemerintah menyelidiki pabrikan Mazda, Suzuki, dan Yamaha karena kedapatan menguji kendaraan secara tidak tepat untuk memanipulasi hasil bahan bakar dan emisi.
Sejauh ini, Hino menyebut bahwa pemalsuan data terkait emisi kendaraan selama beberapa tahun terakhir telah mempengaruhi sekitar 115.000 unit kendaraan berat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Hino akhirnya telah menghentikan penjualan tiga model kendaraan berat di Jepang. Sejauh ini pihak perusahaan juga masih menyelidiki kasus tersebut lebih dalam.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah