Chip semikonduktor benar-benar menjadi biang kerok terhambatnya produksi Honda di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan Honda terus mengatur produksi kendaraan, agar tidak mengecewakan konsumen harus menunggu lama unit kendaraan baru.
Situasi tersebut membuat Honda harus memilah kendaraan mana yang didahulukan produksi mana yang harus ditunda, dan terkesan dikorbankan.
Public Relation HPM, Yulian Karfili, pada ajang Diskotik (Diskusi Otomotif Terkini) yang digelar Forum Wartawan Otomotif, memastikan tidak ada model Honda yang dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produksi apa yang dikorbankan? Saya lebih suka menyebutnya mengutamakan yang prioritas, yang saat ini demand-nya tinggi," ujar Arfi.
![]() |
"Tujuannya suplai secepatnya (mengirim unit baru segera ke tangan konsumen) ketika inden sudah lewat 1 bulan, ini jadi prioritas produksi. Komponen datang sudah pasti tidak cukup memproduksi jumlah deman, kita harus putuskan apa dulu yang harus diproduksi. salah satunya Mobilio, demand ada stok level di dealer itu masih bisa di-manage," Arfi menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Arfi juga menjelaskan chip semikonduktor juga ikut mempengaruhi mobil CBU Honda.
"Apakah ada dampak pada kendaraan CBU? Iya berdampak, karena ini masalah global, hanya dampaknya tidak terlalu besar, secara market dan demand CBU tidak besar dibandingkan CKD, indennya tidak terlalu lama, diler masih bisa mengaturnya dengan baik seperti Civiv dan Accord," tutup Arfi
(lth/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?