Kehebatan Baterai Mobil Listrik Foxconn yang Mau Diproduksi di RI

Kehebatan Baterai Mobil Listrik Foxconn yang Mau Diproduksi di RI

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Selasa, 25 Jan 2022 15:38 WIB
Mobil listrik Foxconn
Mbil listrik Foxconn Foto: doc. Foxconn
Jakarta -

Perusahaan bernama Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn) menyatakan akan ikut menanam investasi besar dalam bidang baterai mobil listrik di Indonesia. Sudah tahu belum siapa itu Foxconn?

Dilansir dari siaran resmi Foxconn, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk.

Kerja sama dilakukan dalam Investasi Pengembangan Ekosistem Energi Baru Berkelanjutan melalui Investasi Baterai Listrik, Kendaraan Listrik, dan Industri Pendukungnya dengan skema kerja sama Build-Operate-Localize (BOL).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui Nota Kesepahaman tersebut Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika akan menjajaki kerja sama investasi ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia, mulai dari pembuatan baterai listrik termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai, hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat seperti kendaraan listrik roda dua dan bus listrik (E-Bus).

Bagi kamu yang masih asing dengan nama perusahaan tersebut, Foxconn adalah raksasa teknologi asal Taiwan yang bergerak dalam penelitian dan pengembangan, pembuatan, penjualan produk komputer, komunikasi, dan elektronik konsumen (3C).

ADVERTISEMENT

Teknologi yang dikembangkan oleh Foxconn dapat ditemukan dalam berbagai perangkat seperti smartphone, komputer, hingga notebook. Tahu perangkat smartphone iPhone buatan Apple? Nah, Foxconn dikenal sebagai salah satu produsen ponsel pintar tersebut di Asia Tenggara.

Prototipe mobil listrik buatan FoxconnPrototipe mobil listrik buatan Foxconn Foto: Foxconn

Foxconn memproduksi iPhone bersama dua perusahaan lain asal Taiwan, yaitu Pegatron dan Wistron. Ketiga pabrikan tersebut dapat memproduksi hingga 200 juta unit iPhone dalam satu tahun, di mana hampir 60 persen diproduksi oleh Foxconn.

Selain terkenal dalam memproduksi perangkat teknologi, baru-baru ini Foxconn juga menyatakan niatnya ingin terjun ke industri mobil listrik. Bahkan, perusahaan telah meluncurkan prototipe kendaraan EV secara resmi pada Oktober 2021.

Masing-masing kendaraan listrik itu bernama Model C (SUV), Model E (sedan), dan terakhir Model T (bus listrik). Ketiga jenis kendaraan tersebut disiapkan untuk dikirim ke sejumlah negara meliputi China, Amerika, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Mengenai spesifikasinya, Foxconn mengklaim jika Model C mampu menempuh kecepatan dari 0 hingga 100 km per jam dalam waktu 3,8 detik saja. Mobil tersebut dapat melaju hingga jarak sejauh 700 km dalam sekali pengisian daya.

Sementara Model E yang merupakan jenis sedan diklaim Foxconn dapat melaju dari 0-100 km per jam dalam waktu 2,8 detik saja. Sementara jarak tempuhnya lebih jauh dari Model C, yakni mencapai 750 km dalam sekali charge baterai mobil.

Lalu untuk Model T yang merupakan bus listrik memiliki jangkauan jarak mencapai 400 kilometer per satu kali pengisian daya. Selain itu, bus ini mampu menempuh kecepatan maksimal hingga 120 km per jam.

Usai memperkenalkan prototipe kendaraan listrik, Foxconn langsung bergerak cepat untuk membangun sejumlah pabrik di beberapa negara seperti India, wilayah Eropa, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan. Pembangunan pabrik tersebut rencananya dimulai pada 2024 mendatang.

Hadirnya manufaktur regional akan menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan bisnis kendaraan listrik secara global. Perusahaan juga tengah melakukan perincian terhadap pabrik baru serta sejumlah fasilitas di Eropa dan berbagai negara lain.

Kini, rencana Foxconn untuk melebarkan sayap ke ranah mobil listrik semakin terwujud setelah perusahaan bermitra dengan Kementerian Investasi/BKPM. Perkiraan nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut oleh seluruh mitra usaha akan mencapai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 114 triliun.




(lth/rgr)

Hide Ads