Indonesia Kalah dari Thailand soal Rasio Kepemilikan Mobil

Indonesia Kalah dari Thailand soal Rasio Kepemilikan Mobil

Tim detikcom - detikOto
Rabu, 29 Des 2021 11:50 WIB
Suasana GIIAS 2019
Penjualan mobil di Indonesia lebih banyak daripada Thailand. Foto: Dok. Seven Events
Jakarta -

Di Asia Tenggara, Indonesia kerap bersaing dengan Thailand. Di industri otomotif, rivalitas Indonesia-Thailand juga terjadi, terutama dari segi penjualan, produksi dan ekspor mobil.

Tahun 2021 ini, Indonesia Indonesia telah mengungguli Thailand dari penjualan mobil domestik. Menurut data Asean Automotive Federation (AFF), penjualan mobil di Indonesia terbanyak di ASEAN, diikuti oleh Thailand di posisi kedua.

Penjualan mobil di Indonesia dari Januari sampai November 2021 mencatatkan angka 790.524 unit. Angka itu menjadi yang terbanyak di Asia Tenggara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara penjualan mobil di Thailand mencatatkan angka 668.109 unit. Di Asia Tenggara, penjualan mobil Thailand jadi yang terbanyak kedua setelah Indonesia.

Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bilang, dibanding negara-negara tetangga Indonesia kalah dari segi rasio kepemilikan kendaraan. Saat ini, dengan penduduk 270 juta jiwa, rasio kepemilikan kendaraan di Indonesia hanya 99 mobil per 1.000 penduduk.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita bandingkan dengan Malaysia yang penduduknya sekitar 32 juta, rasio kepemilikan kendaraan di sana masih relatif cukup tinggi 490 (mobil per 1.000 penduduk). Kemudian Thailand, yang produksinya cukup besar sekitar 2 juta, 2 kali lipat dari Indonesia, kepemilikannya juga cukup tinggi 275 per 1.000 penduduk. Sementara penduduknya mungkin tidak sampai separuh dari penduduk Indonesia," kata Kukuh dalam diskusi virtual Forum Wartawan Otomotif (Forwot) belum lama ini.

Menurut Kukuh, Indonesia sendiri memiliki kapasitas produksi kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 2,4 juta unit per tahun. Namun, kapasitas produksi tersebut belum dipakai sepenuhnya.

"Sebelum pandemi pun utilisasinya masih di kisaran 50 persenan. Kemarin pada waktu pandemi kita turun di bawah 30%, dan sekarang perlahan-lahan kita mulai bangkit menjadi di kisaran 40% lebih utilisasi pabriknya," ujar Kukuh.

Artinya, masih ada potensi untuk industri otomotif di Indonesia. Diketahui, industri otomotif sendiri merupakan salah satu penyumbang terbesar untuk perekonomian negara dari sisi lapangan kerja, pendapatan negara dan sebagainya.




(rgr/din)

Hide Ads