Krisis Suku Cadang, Toyota Setop Produksi Mobil Sementara di Jepang

Krisis Suku Cadang, Toyota Setop Produksi Mobil Sementara di Jepang

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Selasa, 14 Des 2021 15:18 WIB
Aneka Logo Mobil, toyota, bmw, alpina, datsun, nissan
Toyota menghentikan sementara produksi mobil di Jepang karena krisis suku cadang. Foto: Dadan Kuswaraharja
Tokyo -

Produsen otomotif Toyota harus menghentikan produksi mobilnya sementara waktu pada sejumlah pabrik di Jepang. Hal ini diakibatkan rantai pasokan suku cadang telah habis dan belum dikirim kembali.

Dikutip dari Carscoops, informasi ini disampaikan langsung oleh Toyota melalui siaran pers resminya. Dihentikannya produksi sementara waktu di pabrik akan memangkas sebanyak 9.000 unit mobil dari berbagai model, termasuk Land Cruiser hingga kendaraan dari Lexus.

Kejadian ini bukan yang pertama kali menimpa Toyota, sebelumnya pabrikan asal Jepang itu juga mengalami kelangkaan suku cadang pada sejumlah pabrik di Vietnam dan Malaysia. Alhasil, pabrik sempat ditutup sementara dan menyebabkan produksi sejumlah model kendaraan menjadi terganggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan sebelumnya mengatakan Toyota akan meminta kepada pemasok untuk mengganti sejumlah produksi yang kurang akibat pabrik ditutup sementara. Kabarnya, perusahaan akan memproduksi lebih dari 97.000 unit kendaraan tambahan antara Desember sampai akhir Maret 2022.

Toyota juga punya target besar ke depannya, salah satunya telah menetapkan produksi tahunan yang menyentuh angka 9 juta unit sampai Maret tahun depan. Meski begitu, target Toyota sebenarnya adalah 9,3 juta unit, namun karena masih diterpa pandemi COVID-19 dan langkanya chip semikonduktor membuat perusahaan menurunkan target tersebut.

ADVERTISEMENT

Salah satu juru bicara Toyota mengungkapkan, perusahaan cukup optimistis untuk meraih target 9 juta unit kendaraan. Namun, Toyota juga memantau situasi pandemi yang masih melanda di sejumlah negara.

"Kami ingin mempertahankan target awal kami yaitu 9 juta unit per tahun. Akan tetapi, kami juga akan terus mengawasi situasi ke depannya," kata seorang juru bicara Toyota.

Strategi Toyota tidak hanya soal mempertahankan jumlah produksi mobil, namun juga berencana menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida dalam beberapa tahun mendatang.

Strategi baru Toyota ini akan menjual mobil listrik di Eropa pada tahun 2035. Namun sebelum bisa mencapai target tersebut, Toyota perlahan akan beralih menjual mobil listrik sebanyak 40% untuk kawasan Eropa pada 2030 mendatang.

Namun tidak seperti beberapa perusahaan mobil lainnya, Toyota belum mau berkomitmen untuk meninggalkan mobil bensin sama sekali. Alasannya, Toyota melihat sejumlah negara di dunia masih belum siap untuk beralih ke mobil EV atau teknologi bahan bakar alternatif lainnya.




(rgr/din)

Hide Ads