Plus-Minus Mobil Listrik: Ramah Lingkungan tapi Hilangkan Jutaan Pekerjaan

Plus-Minus Mobil Listrik: Ramah Lingkungan tapi Hilangkan Jutaan Pekerjaan

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Selasa, 23 Nov 2021 13:16 WIB
Ilustrasi colokan mobil listrik
Mobil listrik membawa dampak positif karena ramah lingkungan. Di sisi lain, industri kendaraan listrik akan menghilangkan jutaan pekerjaan. Foto: Getty Images/iStockphoto/FooTToo
Jakarta -

Hadirnya kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas emisi. Meski membawa dampak positif, namun ada sejumlah masalah yang diprediksi akan terjadi ke depannya saat peralihan dari mesin konvensional ke tenaga listrik.

Dalam beberapa tahun mendatang, sejumlah produsen otomotif perlahan mulai menghentikan produksi kendaraan yang mengusung mesin pembakaran internal. Sebagai gantinya, mobil listrik akan ditawarkan kepada masyarakat.

Tentu, hadirnya mobil yang mengusung baterai ini dapat mengurangi emisi karbon yang telah mencemari udara. Meski membawa efek positif, tetapi peralihan dari mesin pembakaran internal ke tenaga listrik memicu sejumlah dampak negatif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Carscoops, terdapat beberapa masalah yang dihadapi industri mobil ketika melakukan peralihan dari mobil BBM menuju listrik. Tidak hanya soal komponen saja, namun juga beberapa faktor lainnya. Seperti hilangnya sejumlah pekerjaan di industri otomotif. Seperti kita ketahui, mobil listrik hadir dengan komponen sederhana dan tidak serumit mobil berbahan bakar bensin. Bagi pemilik kendaraan EV, ini adalah hal positif karena tidak perlu pusing memikirkan peranti yang rusak.

Namun, bagaimana para pekerja di bidang otomotif seperti mekanik, toko penjual suku cadang mesin mobil dan aftermarket? Dampaknya cukup terasa. Dihapusnya mobil dengan mesin pembakaran internal juga berdampak hilangnya pekerjaan mereka.

ADVERTISEMENT

Menurut Motor and Equipment Manufacturers Association, industri suku cadang mobil di Amerika Serikat telah mempekerjakan hampir 5 juta orang dan menyumbang 2,5% dari PDB. Diprediksi, jika semua kendaraan beralih ke tenaga listrik banyak karyawan yang akan kehilangan pekerjaan.

Peralihan ke kendaraan listrik memang tidak akan terjadi dalam waktu sekejap. Dalam beberapa tahun mendatang, mobil dengan mesin pembakaran internal tetap akan dijual seiring berjalannya peralihan ke mobil EV.

Namun, sejumlah negara bahkan sudah yakin untuk melarang penggunaan mobil bensin dan beralih menggunakan mobil listrik. Salah satunya adalah Norwegia yang akan bebas dari mobil berbahan bakar minyak pada 2022 mendatang.

Berbagai produsen otomotif seperti Mercedes-Benz, Hyundai, Ford, Volkswagen, hingga Audi juga telah membuat rencana untuk beralih dari mesin pembakaran internal menuju tenaga listrik dalam beberapa tahun ke depan.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat harus beradaptasi dengan perubahan ini, termasuk juga para mekanik dan pengusaha kecil yang menjual spare part mesin pembakaran internal. Bisa saja mereka membuka usaha servis mobil listrik, namun jika belum memiliki pemahaman yang mendalam alhasil akan sia-sia.




(rgr/din)

Hide Ads