Krisis Suku Cadang, Pabrik Toyota Tunda Produksi

Krisis Suku Cadang, Pabrik Toyota Tunda Produksi

Muhammad Hafizh Gemilang - detikOto
Jumat, 23 Jul 2021 09:40 WIB
Toyota Camry anyar
Ilustrasi pabrik mobil Toyota Foto: Toyota
Jakarta -

Pandemi covid-19 membuat distribusi suku cadang mobil terhambat. Hal ini menyebabkan pabrik Toyota Thailand harus menunda dan menghentikan sementara produksi mobilnya.

Dilansir dari Reuters, Toyota Motor Thailand untuk sementara menangguhkan produksi kendaraan di pabrik Ban Pho sejak Selasa (20/7/21) kemarin. Selain itu pabrik Samrong dan Gateway juga ditangguhkan sejak Rabu (21/7/21) lalu.

"Operasi produksi untuk pekan depan akan ditentukan pada tahap selanjutnya," tulis Reuters mengutip penyataan resmi dari Toyota Motor Thailand pada Kamis (22/7/21) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga pabrik Toyota Thailand tersebut, tercatat dapat memproduksi lebih dari 760 ribu unit mobil Toyota per tahunnya.

Sejumlah mobil Toyota seperti Corolla dan Hilux, merupakan mobil yang diproduksi di Thailand dan menjadi mobil yang paling banyak diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara.

ADVERTISEMENT

Selain di Thailand, pabrik Toyota Auto Body Co. di Aichi, Jepang juga terpantau menunda produksi akibat krisis suku cadang. Penundaan produksi ini dijadwalkan akan berlangsung pada 29-30 Juli 2021 dan 2-4 Agustus mendatang.

Untuk pabrik Toyota di Jepang ini, produksi mobil yang akan terhambat karena adanya penundaan produksi adalah Toyota Alphard, Vellfire, Noah, Voxy dan Esquire.

Sementara itu, untuk pasar Indonesia sendiri, terpantau beberapa produksi mobil sudah terhambat sejak adanya PPKM Darurat kemarin.

Marketing Director and Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra, mengatakan pabrik mobil itu diharapkan tetap beroperasi selamaPPKM Daruratkarena Daihatsu telah mengekspor mobil ke 75 negara dan dibutuhkan Indonesia untuk mendapatkan devisa.

"Di dalam pengoperasiannya, Daihatsu memprioritaskan penanganan operasional dengan protokol yang lebih ketat. Pada dasarnya berdampak pada penurunan kemampuan memproduksi," kata Amel dalam konferensi pers virtual.

Tentunya pandemi covid-19 yang membuat produksi mobil terhambat ini, juga akan membuat penjualan mobil menjadi turun.




(mhg/din)

Hide Ads