Mobil Jarang Dipakai Saat PPKM Darurat, Ini yang Harus Diperhatikan

Mobil Jarang Dipakai Saat PPKM Darurat, Ini yang Harus Diperhatikan

Yudistira Imandiar - detikOto
Jumat, 09 Jul 2021 18:35 WIB
ban
Foto: Bridgestone
Jakarta -

Seiring dengan kebijakan PPKM Darurat, masyarakat diimbau untuk tetap di rumah guna menekan laju penyebaran COVID-19 yang melonjak. Situasi tersebut praktis membuat mobilitas harian berkurang dan mobil pun harus diparkir di garasi untuk sementara waktu.

Ketika mobil tak dikendarai untuk waktu cukup panjang, satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa tekanan angin ban bisa berkurang. Hal ini dikarenakan angin menyelinap lewat pori-pori ban.

"Mobil yang sudah lama terparkir atau tidak digunakan akan lebih cepat mengalami kekurangan angin, karena angin dapat 'merembes' keluar melalui pori-pori ban. Hal ini yang menyebabkan tekanan angin ban bisa berkurang sendiri," terang Deputy Head of OE Sales PT Bridgestone Tire Indonesia Fisa Rizqiano dalam keterangan tertulis, Jumat (9/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengurangan tekanan ini tentunya berlangsung secara perlahan, namun jika dalam waktu cukup lama khawatirnya bisa kempes cukup banyak," lanjutnya.

Degradasi tekanan angin akan membuat ban kempis dan berbahaya ketika mobil langsung digunakan. Jika ban kurang angin saat dikendarai, hal itu akan memicu suhu menjadi lebih cepat panas. Risiko terparah yang bisa terjadi, ban bisa meledak di tengah jalan hingga mobil kehilangan kendali.

ADVERTISEMENT

Selain itu, cengkeraman telapak ban menjadi tidak maksimal saat tekanan angin berkurang. Kemudi akan terasa lebih berat jika ban dalam keadaan kempis. Fisa mengatakan kondisi ban yang digunakan dalam keadaan kurang angin akan sangat berpengaruh kepada kenyamanan serta keselamatan pengendara.

Setelah mobil diparkir dalam waktu lama, pengguna mesti mengecek tekanan angin ban saat hendak berkendara. Kondisi tekanan angin ban, jelas Fisa, dapat dilihat dari visual ban, apakah kempis atau tidak. Bisa juga gunakan alat pengukur tekanan ban atau pressure gauge untuk memastikan berapa tekanan angin yang tersisa.

Ia menambahkan pengukuran tekanan angin sebaiknya dilakukan dalam kondisi ban dingin. Penggunaan angin nitrogen juga dapat membantu mengurangi masalah angin merembes dari pori-pori ban, karena nitrogen memiliki ukuran molekul yang lebih besar dari udara biasa.

Di samping mengecek tekanan angin, penting juga untuk mengecek kondisi fisik ban secara berkala. Perhatikan sekeliling area ban, apakah ada kerusakan seperti robek atau ban mengembung.

Fisa menyampaikan sebagai salah satu pabrikan ban, Bridgestone secara berkala mengampanyekan keselamatan berkendara melalui program Bridgestone Tire Safety Campaign, termasuk di Indonesia. Bridgestone selalu ingin mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya memilih ban dengan kualitas baik dan terpercaya, serta pentingnya merawat ban agar perjalanan lebih nyaman dan aman.

(mul/ega)

Hide Ads