Pernah Gagal di RI, Mobil China Chery Sekarang Beda dengan yang Dulu?

Pernah Gagal di RI, Mobil China Chery Sekarang Beda dengan yang Dulu?

Tim detikcom - detikOto
Selasa, 25 Mei 2021 19:12 WIB
Mobil listrik Chery siap masuk pasar Eropa
Mobil listrik Chery Foto: Carscoops
Jakarta -

Pabrikan mobil asal China, Chery bukan pemain baru di Indonesia. Kini berembus kabar bahwa Chery bakal kembali meramaikan pasar otomotif Indonesia. Tapi apakah Chery yang sekarang beda dengan yang dulu pernah hadir di Indonesia?

Tarik garis ke belakang, Chery memang tak bertahan lama di Indonesia. Pertama kali muncul di Tanah Air pada tahun 2006. 10 tahun kemudian mobil tersebut tak ada lagi dalam penjualan Gabungan Indusri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Dalam perjalanannya, Chery coba menawarkan mobil-mobil yang memang digemari masyarakat Indonesia. Mulai dari MPV Chery Eastar 2.0 Liter, Chery Tiggo 1.6L SUV, Chery QQ, dan Chery Transcab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chery dibawa Indomobil pada tahun 2006 setelah mendirikan PT. Unicor Prima Motor yang merupakan perusahaan joint-venture antara Chery Automobile Co. Ltd. dan PT. Indomobil Group. Kemudian pada 2011, merek Chery dicoret, tak lagi dipegang oleh Indomobil.

Bagaimana dengan rekor penjualan? Chery tidak berhasil tembus diangka 1.000 unit.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gaikindo, dalam kurun waktu satu tahun usai diperkenalkan, Chery hanya berhasil menjual 279 unit mobilnya di Indonesia. Tahun kedua, penjualan Chery meningkat, meski tak sampai ribuan unit, setidaknya Chery bisa melepas 759 unit.

Lalu tahun 2009, penjualan Chery mulai merosot, tercatat cuma 407 unit mobil terjual. Penjualan Chery terus anjlok tiga tahun berturut-turut (2013-2015) tak ada mobil yang terjual. Hingga pada tahun 2016, nama Chery tak lagi ada dalam penjualan Gaikindo.

Beberapa waktu yang lalu menurut penilaian pengamat otomotif Bebin Djuana, mobil China saat itu memiliki kualitas hingga pelayanan di bawah mobil dari pabrikan lainnya.

"Karena dari sisi kualitas, terus finishing, material yang dipilih, teknologi juga jauh dari mumpuni, desain juga memprihatinkan lah ya kalau mau dikatakan demikian," sebutnya.

"Saya melihat sebuah kendaraan secara utuh mulai dari desain, teknologi, udah nggak usah dibahas soal comfort, kualitas tadi, kualitas tidak hanya kualitas finishing, tapi juga sampai bahan. Karena kan waktu itu kan banyak masalah. Dari sisi sparepart dan sebagainya itu banyak masalah."

"Boleh dibilang kelemahannya (mobil China saat itu) di semua sektor, cuma satu kekuatannya, harga. Cuma harga doang modalnya, jual mobil murah. Di awal (harga murah) memikat (konsumen Indonesia), tapi kan lama-lama kan ya istilahnya orang bisa tahu lah seperti apa produk ini," katanya.

Kini Chery mulai memberi sinyal bakal meramaikan pasar Indonesia lagi. Sebelumnya SUV terbarunya "Chery Tiggo" muncul di akun facebook resmi Chery Indonesia dan Instagram @cherymotorindonesia.

"Chery berkomitmen untuk menghadirkan, teknologi yang canggih dan pengalaman berkendara bagi pengguna Indonesia, bersama dalam menjelajah kegembiraan dalam kehidupan dan membuka harapan Indah di masa depan," tulis caption di media sosial pada 7 Mei 2021 lalu.

Ini menjadi tabir sinyal Chery akan kembali ke pasar dalam negeri RI, sebab 'menyinggung' pengguna Indonesia. Andai pun masuk, Chery menemani Dongfeng Sokon (DFSK) dan Wuling Motors, kompatriot mobil asal China.

Namun Hosea Sanjaya yang mengakui masih menjabat sebagai Presdir PT Chery Mobil Indonesia tidak mengkonfirmasi kehadiran Chery di Indonesia dalam waktu dekat.

"Apakah benar Chery balik ke pasar Indonesia? Semua lihat Pasar Indonesia besar, dan potensinya terus berkembang, serta harga otomotif di Indonesia 'mahal'. Jadi menarik dan membuka peluang merek global baru (termasuk mobil China Chery)," ujar Hosea kepada detikOto, Senin (24/5/2021).

Namun Hosea lebih tertarik membicarakan masa depan dengan mobil listrik. Apalagi jika melirik website Chery International, Chery sudah memiliki line up mobil antara lain Chery eQ, Chery eQ1 yang bermodel hatchback. Kemudian Arrizo 5e, Arrizo 7e yang berbentuk sedan dan Chery eQ5 dengan model SUV.

"Belum bisa dipastikan (tahun depan). Namun Indonesia adalah peluang pasar #1 (nomor satu) bagi pabrikan luar, apalagi EV (mobil listrik) Bea Masuk sudah 'disponsori pemerintah' (mendapat insentif dari pemerintah," Hosea menambahkan.

Well, Wuling dan DFSK lebih serius menggarap pasar dengan berinvestasi besar dengan merakit mobil secara lokal dan ekspor. Bahkan, salah satu merek mobil China, yakni Wuling berhasil masuk dalam daftar 10 merek mobil terlaris di Indonesia.

Mampukah Chery mengikuti jejak seperti Wuling dan DFSK?




(riar/din)

Hide Ads