Studi: Tanda-tanda Pikun Bisa Diketahui dari Cara Mengemudi

Studi: Tanda-tanda Pikun Bisa Diketahui dari Cara Mengemudi

Tim detikcom - detikOto
Senin, 10 Mei 2021 12:50 WIB
Banyak Lansia Nyetir Mobil Sendiri
Lansia nyetir. Foto: ABC News
Jakarta -

Penyakit demensia (pikun) dan gangguan kognitif ringan (MCI) akan berdampak pada cara mengemudi. Peneliti menemukan bahwa data mengemudi dapat menjadi alat dalam mendiagnosis kepikunan.

Menurut penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Geriatrics, demensia atau pikun gangguan kognitif ringan dapat diprediksi secara konsisten menggunakan data mengemudi serta informasi demografi.

"Berdasarkan variabel yang berasal dari data mengemudi naturalistik dan karakteristik demografis dasar, seperti usia, jenis kelamin, ras/etnis, dan tingkat pendidikan, kami dapat memprediksi gangguan kognitif ringan dan demensia dengan akurasi 88%," kata Sharon Di, penulis utama di studi tersebut dikutip New Atlas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi ini menggunakan data dari The Longitudinal Research on Aging Drivers (LongROAD), yang melibatkan 3.000 pengemudi yang lebih tua. Sebanyak 33 subjek didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan dan 31 didiagnosis demensia.

Tim kemudian melatih serangkaian model pembelajaran mesin untuk mendeteksi kondisi medis berdasarkan perilaku mengemudi.

ADVERTISEMENT

Meski usia adalah faktor utama dalam mendeteksi kepikunan, sejumlah variabel lain juga mempengaruhi. Hal itu termasuk persentase perjalanan yang ditempuh dalam jarak 24 km dari rumah, lama perjalanan yang dimulai dan berakhir di rumah, lama per perjalanan, dan jumlah peristiwa pengereman mendadak dengan tingkat perlambatan β‰₯ 0.35 g. Dengan menggunakan variabel mengemudi, cara ini dapat memprediksi pengemudi mengalami kepikunan dengan akurasi 66 persen.

Para peneliti mengatakan penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk memahami perbedaan dalam karakteristik mengemudi antara demensia dan gangguan kognitif ringan.

Penelitian tersebut juga menunjukkan skenario masa depan yang menarik di mana aplikasi ponsel cerdas, atau perangkat lunak di dalam mobil, dapat terus memantau pola mengemudi untuk mendeteksi penurunan kognitif sebelum timbul gejala klinis.

"Studi kami menunjukkan bahwa perilaku mengemudi naturalistik dapat digunakan sebagai penanda yang komprehensif dan andal untuk gangguan kognitif ringan dan demensia," kata penulis senior Guohua Li. "Jika divalidasi, algoritma yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat memberikan alat skrining baru yang tidak mengganggu untuk deteksi dini dan pengelolaan gangguan kognitif ringan dan demensia pada pengemudi yang lebih tua."




(rgr/din)

Hide Ads