Kebijakan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) 0% untuk mobil baru diyakini bakal meningkatkan penjualan mobil. Namun di sisi lain, suplai mobil belum bisa maksimal karena kapasitas produksi pabrik otomotif yang masih terbatas, seturut penegakan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.
"Tahun ini akan lebih baik dari tahun 2020, dengan pertumbuhan mencapai 30% atau menjadi 750 ribu. Apakah target ini akan direvisi? Kami belum tahu. Pada dasarnya kami percaya relaksasi PPnBM ini akan meningkatkan demand, tapi suplainya tidak serta merta. Kenapa? Karena saat ini kondisi pandemi, semua pabrik harus menerapkan protokol yang mana mengharuskan jarak satu meter untuk setiap proses produksi. Kapasitas yang terpakai tidak bisa maksimal, seperti kondisi normal," kata Marketing Director dan Corporate Planning & Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra, dalam konferensi virtual, belum lama ini.
Di masa pandemi virus Corona, pabrik Daihatsu yang terletak di Sunter dan Karawang harus mengurangi kapasitas produksinya. Jika di kondisi normal mampu memproduksi 530 ribu unit per tahun, sekarang berkurang menjadi 347 ribu unit per tahun. Karena penegakan protokol kesehatan di masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), pabrik Daihatsu yang sebelumnya setiap 1,5 menit bisa menghasilkan 1 unit mobil, turun menjadi 3,1 menit untuk produksi 1 unit mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, ketika ada program vaksin di awal 2021, di mana buruh pabrik menjadi salah satu kelompok yang mendapatkan prioritas vaksinasi COVID-19, Daihatsu optimis jika hal itu bisa berdampak positif terhadap proses produksi mobil.
"Kami berharap nomor satu, kesehatan, supaya jadi prioritas, dengan adanya vaksin, sehingga bisa terjadi perubahan proses produksi dan kami bisa memenuhi demand yang meningkat," kata Amel.
Selain itu, Amel juga berharap para vendor yang tergabung dalam rantai suplai bisa segera mengikuti kondisi pasar yang berangsur pulih karena adanya relaksasi pajak mobil baru, sehingga mereka tidak menghambat proses produksi mobil.
"Dalam hal suplai, ada beberapa suplier karena kondisi covid, mengubah produksinya. Dan ini nggak hanya berlaku untuk satu model mobil, tapi berlaku untuk seluruh brand. Suplier-suplier seperti ini butuh waktu untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Jadi, baik dari segi proses produksi ataupun dari pemenuhan suplier itu membutuhkan waktu, sehingga demand yang meningkat juga serta merta kita imbangi dengan peningkatan produksi," tukasnya.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!