Mobil China Coba Dobrak Dominasi Jepang di RI, Bagaimana Hasilnya?

Mobil China Coba Dobrak Dominasi Jepang di RI, Bagaimana Hasilnya?

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 12 Feb 2021 17:40 WIB
Fokus Banjir Mobil China
Ilustrasi mobil China di Tanah Air Foto: Luthfy Syahban
Jakarta -

Pabrikan mobil asal China bukan pemain otomotif baru di Indonesia. Sebelum Wuling dan DFSK merapat, Chery dan Geely sudah lebih dulu meramaikan pasar otomotif Tanah Air. Bagaimana hasilnya?

Dalam data penjualan wholesales (pabrik ke dealer) dari situs resmi Gabungan Asosiasi Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Chery pertama kali masuk pada tahun 2006.

Dalam kurun waktu satu tahun, Chery hanya berhasil menjual 279 unit mobilnya di Indonesia. Tahun kedua, penjualan Chery meningkat. Meski tak sampai ribuan unit, setidaknya Chery bisa melepas 759 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil baik masih ditorehkan Chery memasuki tahun ketiga. Chery mebukukan penjualan mencapai 853 unit. Tahun 2009, penjualan Chery mulai merosot setengah, tercatat cuma 407 unit mobil terjual.

Penjualan Chery terus anjlok tiga tahun berturut-turut (2013-2015) tak ada mobil yang terjual. Hingga pada tahun 2016, nama Chery tak lagi ada dalam penjualan Gaikindo.

ADVERTISEMENT

Selain Chery ada juga Geely. Nasib Geely tak jauh berbeda dengan Chery. Geely masuk tahun 2011 dan harus mengakhirinya pada 2017. Penjualannya pun tak terlalu fantastis. Namun secara jumlah, Geely masih lebih baik dari Chery.


Kepergian dua merek asal China itu tak membuat gentar Wuling dan DFSK. Kedua pabrikan asal Tiongkok ini besar-besaran melakukan investasi dalam negeri, termasuk melakukan fasilitas perakitan mobil di Jawa Barat.Tahun pertama, Geely bisa menjajakan 1.022 unit mobilnya. Kemudian tahun 2012 penjualan meningkat menjadi 1232 unit. Masuk tahun ketiga, produsen mobil China ini makin merosot. Tahun 2016, Geely tak lagi sanggup menjual mobilnya di Tanah Air.

Perlahan Wuling dan DFSK mulai mendapatkan pasarnya di tanah air.

Pada 2017, di tahun pertamanya Wuling mampu membukukan angka retail sales (dealer ke konsumen) sebanyak 3.268 unit. Tahun 2018, DFSK menjual 839 unit. Sedangkan tahun 2019 penjualan DFSK meningkat tajam menjadi 3.260 unit. DFSK meraih pangsa pasar 0,3% pada 2019, naik dari 0,1% tahun sebelumnya.

Pada 2020 ini, Wuling bertengger di posisi 9 sebagai merek terlaris di Indonesia dengan catatan penjualan sebanyak 9.532 unit, berada di atas Nissan dengan angka 7.408 unit. Sementara DFSK perlu berusaha lebih untuk merengsek 10 besar sebagai mobil terlaris, pada tahun yang sama DFSK mengumpulkan penjualan 2.424 unit.

Penjualan mobil China tahun 2020 memang tidak sebanyak 'raksasa' otomotif Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi dan Suzuki. Tapi, kenaikan angka penjualan dan pangsa pasar dua merek China itu seakan membuktikan keduanya mencoba mendobrak dominasi merek Jepang.

Tugas berat Wuling dan DFSK adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap mobil China. Dari sisi produk, Bebin menilai mobil China saat ini tak kalah dengan mobil Jepang.

"Saat ini saya lihat mereka kan produknya sudah bagus ya, harganya masih bersaing, network-nya juga sudah luas. Paling yang saya bisa sampaikan ya peningkatan pelayanan. Kalau melayani konsumen sudah bisa sekelas dengan produk-produk Jepang, kenapa tidak? Buktinya sudah masuk arena (10 merek mobil terlaris) kok. Kan angka (penjualan) Gaikindo kan yang berbicara," ujar Pengamat Otomotif, Bebin Djuana saat dihubungi detikcom.

Ya, salah satu mobil China, Wuling, berhasil masuk dalam daftar 10 merek mobil terlaris di Indonesia. Tahun 2020 lalu, Wuling menduduki posisi ke-10 dengan wholesales sebanyak 6.581 unit. Sementara dari sisi penjualan retail (dari dealer ke konsumen), Wuling berada di posisi kesembilan dengan penjualan sebanyak 9.523 unit.

"Pelayanan (yang harus diperbaiki), kalau kita jabarkan pelayanan bukan hanya pelayanan showroom. Pelayanan di aftersales itu sangat berperan kepada rasa setia konsumen terhadap brand itu. Kalau urusan sparepart, bengkel itu nyeselin, nggak balik lah konsumen. Kalau pelayanannya sudah setara seperti kendaraan jepang, itu akan lebih baik. Tapi saya pikir mestinya mereka sadar lah akan hal itu," katanya.




(riar/lua)

Hide Ads