Perjalanan Mobil China di RI: Datang dan Pergi, Hingga Kembali Lagi

Perjalanan Mobil China di RI: Datang dan Pergi, Hingga Kembali Lagi

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 12 Feb 2021 08:56 WIB
Wuling Almaz Limited Edition
Pabrikan mobil asal China kini jadi pesaing yang patut diperhitungkan bagi pabrikan Jepang Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia
Jakarta -

Di pasar otomotif Indonesia tak cuma ada mobil Jepang. Memang mobil Jepang menguasai pasar Indonesia, tapi mobil China pun tak kalah untuk saat ini.

Perjalanan mobil China di Indonesia cukup panjang. Sempat ada merek mobil China yang datang dan pergi. Kini, merek mobil China lainnya kembali menjajaki pasar Indonesia dan membuktikan keseriusannya.

Mobil China di Indonesia bukanlah pemain baru. Dulu, sebelum kedatangan Wuling dan DFSK sudah ada Chery dan Geely.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mobil China yang di awal masuk itu yang saya tahu yang zamannya Chery QQ, terus belakangan ada Geely. Ya kita tahu lah waktu itu (mobil China) dengan segala permasalahaannya," kata pengamat otomotif Bebin Djuana kepada detikOto melalui sambungan telepon.

Sayangnya, Chery dan Geely tak bertahan lama di Indonesia. Menurut penilaian Bebin, mobil China saat itu memiliki kualitas hingga pelayanan di bawah mobil dari pabrikan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Karena dari sisi kualitas, terus finishing, material yang dipilih, teknologi juga jauh dari mumpuni, desain juga memprihatinkan lah ya kalau mau dikatakan demikian," sebutnya.

"Saya melihat sebuah kendaraan secara utuh mulai dari desain, teknologi, udah nggak usah dibahas soal comfort, kualitas tadi, kualitas tidak hanya kualitas finishing, tapi juga sampai bahan. Karena kan waktu itu kan banyak masalah. Dari sisi sparepart dan sebagainya itu banyak masalah."

"Boleh dibilang kelemahannya (mobil China saat itu) di semua sektor, cuma satu kekuatannya, harga. Cuma harga doang modalnya, jual mobil murah. Di awal (harga murah) memikat (konsumen Indonesia), tapi kan lama-lama kan ya istilahnya orang bisa tahu lah seperti apa produk ini," katanya.

Mobil China Chery QQMobil China Chery QQ Foto: Jac-Q Chery Club

Terlihat dalam data penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) di situs resmi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Chery pertama kali datang ke Tanah Air pada tahun 2006. Dalam kurun waktu satu tahun, Chery hanya berhasil menjual 279 unit mobilnya di Indonesia. Tahun kedua, penjualan Chery meningkat, meski tak sampai ribuan unit, setidaknya Chery bisa melepas 759 unit. Tahun 2009, penjualan Chery mulai merosot, tercatat cuma 407 unit mobil terjual. Penjualan Chery terus anjlok tiga tahun berturut-turut (2013-2015) tak ada mobil yang terjual. Hingga pada tahun 2016, nama Chery tak lagi ada dalam penjualan Gaikindo.

Selain Chery ada juga Geely. Nasib Geely tak jauh berbeda dengan Chery. Geely masuk tahun 2011 dan harus mengakhirinya pada 2017. Penjualannya pun tak terlalu fantastis. Tahun pertama, Geely bisa menjajakan 1.022 unit mobilnya. Kemudian tahun 2012 penjualan meningkat menjadi 1232 unit. Masuk tahun ketiga, produsen mobil China ini makin merosot. Tahun 2016, Geely tak lagi sanggup menjual mobilnya di Tanah Air.

Mobil-mobil dari merek China, GeelyMobil-mobil dari merek China, Geely Foto: Khairul Imam Ghozali

Mobil China Kembali Lagi

Setelah Chery dan Geely cabut dari Indonesia, mobil China kembali lagi. Wuling dan DFSK meramaikan pasar otomotif Indonesia sekaligus membuktikan keseriusannya dengan membangun pabrik di Tanah Air.

Menurut Bebin, mobil China yang baru masuk lagi ke Indonesia sebenarnya bisa bersaing dengan mobil Jepang. Tapi, itu dikatakan Bebin tidak akan mudah jalannya.

"Karena saya katakan ketika sebuah product diperkenalkan kepada sebuah pasar, dalam hal ini market Indonesia, itu kan mulai dari bilangan angka nol, perkenalan, promosi dan sebagainya. Tetapi khusus untuk kendaraan China ini mulainya dari angka minus. Kenapa kok angka minus? Karena masa lalunya itu meninggalkan jejak yang suram. Produk-produk yang bukan hanya tidak berhasil merebut hati konsumen, tetapi juga produk-produk yang serba negatif lah," ucap Bebin.

(Halaman berikutnya: persaingan mobil China di Indonesia berat, tapi jangan dianggap remeh)

Bebin mengatakan persaingan mobil China di Indonesia mungkin berat, tapi itu bukan hal yang tidak mungkin. Ia bahkan menyebut bahwa mobil China saat ini tak bisa dianggap remeh.

"Ketika era Wuling masuk kemudian disusul kehadiran DFSK dan beberapa lain, saya lihat ini produk jangan dianggap remeh lho. Saya memperhatikan, mengamati dari awal. Ketika ada di pameran, ini nggak main-main, bukan seperti coba-coba market, ini urusan serius. Dan mereka memang serius karena bangun pabrik dan sebagainya," ujar Bebin.

Bahkan, salah satu merek mobil China, yakni Wuling berhasil masuk dalam daftar 10 merek mobil terlaris di Indonesia. Tahun 2020 lalu, Wuling menduduki posisi ke-10 dengan wholesales sebanyak 6.581 unit. Sementara dari sisi penjualan retail (dari dealer ke konsumen), Wuling berada di posisi kesembilan dengan penjualan sebanyak 9.523 unit.

Wuling Almaz Limited EditionWuling Almaz Limited Edition Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia

"Itu yang membuat saya kagum saat ini ketika ternyata Wuling itu mampu masuk dalam arena. Tadinya kan (mobil China) nggak masuk dalam arena. Dan saya kagumnya itu masih banyak produk-produk yang volumenya jauh di bawah Wuling padahal sudah berusaha bertahan, berusaha berjuang lebih dari 10 tahun," ujar Bebin.

"Dan hebatnya lagi mereka (mobil China) bukan hanya berjuang memasarkan di negara kita, tetapi juga ekspor dari negara kita. Berarti kan membantu export volume," ucapnya.



Simak Video "Nyaman, Canggih, Ramah Lingkungan - Wuling Cloud EV Jawaban Kebutuhan Keluarga Masa Kini"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads