Dilansir dari Carscoops, Honda akan tetap berada di pasar Rusia, dengan fokus menjual sepeda motor dan peralatan listrik. Mereka juga mempertahankan aktivitas yang terkait dengan layanan purna jual kendaraannya.
Tidak seperti Toyota dan Nissan, Honda memang tidak memiliki fasilitas manufaktur di Rusia. Bulan lalu saja Honda hanya menjual 79 kendaraan atau turun 50% dibandingkan tahun sebelumnya di bulan yang sama. Honda saat ini hanya menjual dua model SUV di Rusia, yakni CR-V dan Pilot.
Baca juga: Dampak Corona, Honda Tutup Satu Pabrik Mobil |
Penjualan Honda memang kurang menggembirakan di negeri beruang. Hingga November 2020 saja, penjualannya turun 15%, menjadi 1.383 unit, sebuah angka yang sangat kecil jika dibandingkan dengan total 1,3 juta penjualan mobil baru di sana selama periode itu.
Honda sendiri memiliki rencana strategis di Eropa. Merek ini perlahan-lahan akan menghilangkan mobil bensin dan diesel murni pada tahun 2023. Sebagai gantinya, Honda akan menggencarkan penjualan model full-electric atau hybrid. Menurut eksekutif perusahaan, Ian Howells, Honda percaya pada bahan bakar alternatif dan belum siap untuk menggunakan tenaga penggerak listrik sepenuhnya.
"Mereka [EV] sepertiga hingga 50% lebih mahal daripada kendaraan konvensional atau hibrida," katanya kepada Autocar, awal bulan ini.
Namun, Howells tahu bahwa mobil jenis hibrid bukanlah solusi jangka panjang kendaraan ramah lingkungan. "Itulah mengapa kami melihat (mobil hybrid) ini sebagai jenis teknologi transisi atau menjembatani untuk membawa kami ke titik di mana teknologi dibalik baterai dan infrastruktur telah siap untuk bergerak maju dalam menawarkan mobilitas pribadi masal dengan jenis pembawa energi baru," kata Howells.
(lua/riar)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar