Sontek Kisah Ibu Sri, Dulu Jual Ban di Bedeng Kini Sukses Jadi Pengusaha

Sontek Kisah Ibu Sri, Dulu Jual Ban di Bedeng Kini Sukses Jadi Pengusaha

Angga Laraspati - detikOto
Selasa, 22 Des 2020 18:46 WIB
Bridgestone
Foto: dok. Bridgestone
Jakarta -

Perjuangan seorang ibu memang tak bisa dikalahkan dengan apapun. Selain mampu melahirkan dan mengurus anak-anaknya, ada juga seorang ibu yang mampu berjuang untuk keluarganya. Seperti Sri Murwani yang gigih dalam perjuangan membesarkan usahanya toko ban miliknya.

Di hari ibu ini, mari berbagi kisah mengenai seorang ibu yang mampu berjuang untuk keluarganya. Dalam merintis bisnisnya, Sri Murwani kerap menghadapi berbagai kondisi pasang surut. Berawal sebagai salah satu karyawan toko ban, sampai ia dipercaya untuk mengajarkan seluk beluk bisnis ban kepada pewaris toko tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Singkat cerita, dua tahun setelahnya ia memutuskan untuk membuka toko sendiri. Usaha yang ia rintis dari tahun 1977 ini awalnya hanya menjual ban bekas serta ban vulkanisir di atas lahan seluas 30 meter di dalam toko yang masih berbentuk bedeng-bedeng. Karena lahan yang tidak terlalu besar, ia terpaksa menyimpan mesin-mesin kompresor di pinggir jalan, sehingga tak pelak tokonya sering menjadi sasaran razia Satpol PP setiap bulan.

"Saat itu saya tidak punya modal, sehingga hanya mampu sewa lahan harian dari hasil menjual ban bekas dan ban vulkanisir. Ban yang saya jual saat itu untuk oplet-oplet di Jakarta dengan ukuran rim 13," ujar Sri dalam keterangan tertulis.

ADVERTISEMENT

Seiring berjalannya waktu karena kegigihannya dalam melakukan usaha, Sri mencoba untuk mengumpulkan modal dan menyewa lahan tambahan untuk usahanya yang berada di Kawasan OTISTA hingga mencapai luas 400-meter persegi yang ia beri nama Trijaya Ban.

Interview online dengan Bu Sri (foto: dok. Bridgestone)Bridgestone TOMO Foto: Bridgestone

Ia pun bercerita kecintaannya kepada Bridgestone dimulai sejak tahun 1989, ketika ia pertama kali menginjakkan kaki di Jepang. Ia terpilih oleh Bridgestone untuk melihat jaringan outlet resmi langsung milik Bridgestone langsung di Jepang.

Sepulangnya dari Jepang, ia resmi bergabung menjadi TOMO atau Toko Model Bridgestone atau jaringan outlet resmi Bridgestone. Keputusan tersebut membawa Sri untuk meraih prestasi gemilang. Seperti pada tahun 1996 Trijaya Ban berhasil menjadi TOMO dengan penjualan produk Bridgestone terbesar se DKI Jakarta, setahun kemudian naik menjadi TOMO dengan penjualan terbesar kedua di seluruh Indonesia. Pada tahun 1998, Trijaya Ban miliknya juga menjadi TOMO dengan penjualan produk Bridgestone terbesar di seluruh Indonesia.

Tapi bukan berarti usaha yang ia jalani semulus yang dibayangkan, sebab, pada tahun 1995 tokonya terbakar dan menghabiskan seluruh isinya. Tak butuh waktu lama, Sri langsung menerima bantuan dari Bridgestone berupa alat bongkar ban serta kompresor agar ia bisa kembali merintis usahanya.

"Waktu itu Bridgestone datang dan bertanya bantuan apa yang saya paling butuhkan. Saya bilang mau alat bongkar ban sama kompresor supaya saya bisa jualan lagi, itu saja. Besoknya alat tersebut benar-benar datang dan saya kembali bergairah untuk berjualan," tuturnya.

Cara Bridgestone mendampingi tumbuhnya Trijaya Ban tidak bisa dilupakan oleh Sri, dengan kualitas ban yang dapat diandalkan menurutnya Bridgestone memiliki tempat di hati para pelanggan.

(ads/ega)

Hide Ads