Cara Thailand Promosikan Kendaraan Listrik: Naikkan Pajak Kendaraan BBM

Cara Thailand Promosikan Kendaraan Listrik: Naikkan Pajak Kendaraan BBM

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 21 Des 2020 08:20 WIB
Merasakan Fasilitas Pengisian Baterai Mobil Listrik di Thailand

Bangkok - Thailand sudah mulai menerapkan era mobil ramah lingkungan. Saat ini di Negeri Gajah Putih sudah banyak beredar mobil ramah lingkungan, salah satunya mobil berteknologi plug-in hybrid.

Mobil plug-in hybrid sendiri berbeda dengan mobil hybrid konvensional. Mobil plug-in hybrid yang menggabungkan mesin bakar dan motor listrik bisa diisi ulang baterainya dengan mencolokkan listrik dari sumber listrik di tembok ke mobil.
Fasilitas mobil listrik di mal Thailand. Foto: Rangga Rahadiansyah
Bangkok -

Thailand menggencarkan penggunaan kendaraan listrik. Negeri Gajah Putih itu terus mencari cara mempromosikan kendaraan listrik. Cara yang memungkinkan adalah dengan mengenakan pajak lebih tinggi untuk kendaraan konvensional.

Dengan cara itu, pajak kendaraan listrik relatif lebih murah. Sehingga, masyarakat Thailand perlahan bisa beralih ke kendaraan listrik.

Dilaporkan Bangkok Post, Pemerintah Thailand dijadwalkan akan mendiskusikan dengan perusahaan mobil untuk membahas rencana ini. Struktur pajak yang berlaku saat ini dilaporkan akan berakhir pada 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut sumber di Kementerian Keuangan, pemerintah Thailand sedang mempertimbangkan menaikkan pajak kendaraan konvensional. Menurutnya, langkah itu akan terjadi pada 2026.

Salah satu produsen mobil yang sudah dihubungi pemerintah terkait usulan kenaikan pajak adalah Nissan. Atthawit Techawiboonwong, general manager urusan eksternal dan pemerintahan di Nissan Motor Thailand, mengatakan perusahaan akan berbagi ide dengan pemerintah untuk mempromosikan industri kendaraan listrik dan mendorong permintaan.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan bahwa Nissan siap mengikuti kebijakan kendaraan listrik. Tapi, dia menganggap lebih banyak hal yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa program itu berhasil. Dia menjelaskan, banyak produsen mobil sebelumnya memberi tahu pihak berwenang bahwa menaikkan pajak saja tidak cukup.

Atthawit mengatakan bahwa langkah-langkah lain seperti potongan pajak penghasilan badan untuk perusahaan yang membeli kendaraan listrik akan menjadi awal yang baik.

"Kami harus mempertimbangkan berbagai faktor mulai dari permintaan dan harga hingga outlet pengisian kendaraan listrik. Jika pembeli tidak siap, kami tidak dapat menjual mobilnya. Kendaraan listrik mahal. Apakah orang Thailand siap membelinya?" Dia bertanya.

Sebelumnya, pada Agustus lalu Kementerian Perindustrian Thailand mengusulkan rencana skema tukar tambah kendaraan lawas dengan kendaraan baru dengan kupon diskon. Masyarakat bisa menukar-tambah mobil lamanya yang kurang ramah lingkungan dengan mobil baru yang lebih bersih, termasuk kendaraan listrik dengan kupon diskon sekitar Rp 47 jutaan.

Pemerintah Thailand telah mencari cara untuk mengurangi polutan udara, terutama partikel debu sangat halus PM2.5. Menurut Departemen Transportasi Darat Thailand, negara tersebut memiliki sekitar 3 juta mobil terdaftar yang telah digunakan selama lebih dari 15 tahun, dan tujuan akhirnya adalah untuk mengurangi polusi dari kendaraan tersebut dengan beralih ke kendaraan yang lebih baru dan lebih efisien, termasuk kendaraan listrik.




(rgr/din)

Hide Ads