Toyota Avanza dan Innova Bakal Jadi Mobil Hybrid?

Toyota Avanza dan Innova Bakal Jadi Mobil Hybrid?

M Luthfi Andika - detikOto
Senin, 23 Nov 2020 16:19 WIB
Toyota selama ini memang sudah mengekspor beberapa unit andalan seperti Innova dan Fortuner ke berbagai negara. Negara tujuan ekspor kian bertambah.
Pabrik Toyota Indonesia yang memproduksi Toyota Innova. Foto: TMMIN
Jakarta -

Perang teknologi untuk bisa melahirkan kendaraan ramah lingkungan baik hybrid, plug-in hybrid dan listrik masih berlangsung. Toyota Indonesia berkomitmen akan melahirkan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia mulai 2022 dengan membawa segudang teknologi, tapi kira-kira model apa yang bakal diproduksi Toyota untuk pertama kali ya?

Direktur Administrasi, korporasi dan hubungan eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menjelaskan kepada detikOto, model kendaraan ramah lingkungan apapun bisa saja dilahirkan Toyota di Indonesia meski pasar atau permintaan juga menjadi faktor penentu.

"Namun kalau kita ingin lebih efisien, yah kita menggunakan model yang sudah ada saja (ada di Indonesia seperti Toyota Avanza, Toyota Innova, Toyota Rush dan Toyota Fortuner) dijadikan listrik atau kendaraan ramah lingkungan, itu akan jauh lebih efisien daripada melahirkan model baru," kata Bob.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bob juga menjelaskan jika pilihan model yang sudah ada dijadikan kendaraan ramah lingkungan maka tetap bisa menghidupi perusahaan pemasok komponen otomotif dari tier 1 sampai tier 3.

Toyota selama ini memang sudah mengekspor beberapa unit andalan seperti Innova dan Fortuner ke berbagai negara. Negara tujuan ekspor kian bertambah.Toyota selama ini memang sudah mengekspor beberapa unit andalan seperti Innova dan Fortuner ke berbagai negara. Negara tujuan ekspor kian bertambah. Foto: TMMIN

"Dengan model yang sudah ada, itu juga bisa menghidupi supply chain yang sudah ada (industri komponen)," Bob menambahkan.

ADVERTISEMENT

Dalam pemberitaan sebelumnya Bob juga menilai dengan banyaknya negara lain yang beramai-ramai ingin melahirkan kendaraan ramah lingkungan. Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk sama-sama bersaing merebut pangsa pasar negara lain.

"Ini bisa menjadi momentum, waktu itu setelah krisis moneter pada 1998 Thailand bisa langsung ng-gas, kita juga harusnya setelah COVID-19 dan green ekonomi ini menjadi momentum kita. Mau bergerak untuk perubahan ke depan atau berada di belakang perubahan terutama tidak hanya untuk domestik tapi juga untuk ekspor," tutup Bob.




(lth/rgr)

Hide Ads