Toyota Indonesia Produksi Mobil Elektrik, Bakal Ekspor ke Mana Saja?

Toyota Indonesia Produksi Mobil Elektrik, Bakal Ekspor ke Mana Saja?

M Luthfi Andika - detikOto
Minggu, 22 Nov 2020 11:06 WIB
All New Toyota C-HR Hybrid
Toyota C-HR Hybrid Foto: dok. Toyota
Jakarta -

Toyota memastikan akan mulai memproduksi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia pada 2022. Tentu hal tersebut jadi kabar bagus untuk industri otomotif Indonesia karena Toyota tidak hanya akan memproduksi kendaraan konvensional tapi juga kendaraan ramah lingkungan di tanah air.

Bahkan Toyota Indonesia bercita-cita akan menjadi basis produksi kendaraan ekspor untuk negara-negara lain. Tapi kira-kira Indonesia dapat kebagian berapa negara, Toyota?

"Itu tergantung pengembangan masing-masing pasar di masing-masing negara. Kalau kita kembangkan pasarnya lebih cepat, maka kita akan lebih mengembangkan produksi kendaraan listrik lebih cepat," kata Direktur Administrasi, korporasi dan hubungan eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam kepada detikOto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasar kendaraan listrik di masing-masing negara akan memiliki peran penting untuk bisa mengembangkan satu produk kendaraan ramah lingkungan yang berujung pada ekspor ke negara lain.

"Tergantung kita mengembangkan pasarnya saja, pasar itu tergantung pajaknya karena ini mempengaruhi daya beli konsumen itu nanti yang menentukan, kita kan sudah ada LCV itu sudah bagus dan kita bisa buat bisnis plan. Kalau Indonesia bisa mengembangkan pasar lebih dulu kita bisa mengembangkan pasar ekspor juga," ujar Bob.

ADVERTISEMENT
All New Toyota C-HR HybridAll New Toyota C-HR Hybrid Foto: dok. Toyota

"Dan kalau kita ingin lebih efisien, yah kita menggunakan model yang sudah ada saja dijadikan listrik atau kendaraan ramah lingkungan, itu akan jauh lebih efisien daripada melahirkan model baru. Itu juga bisa menghidupi supply chain yang sudah ada," Bob menambahkan.

Bob juga menilai dengan banyaknya negara lain yang beramai-ramai ingin melahirkan kendaraan ramah lingkungan. Ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk sama-sama bersaing merebut pangsa pasar negara lain.

"Ini bisa menjadi momentum, waktu itu setelah krisis moneter pada 98 Thailand bisa langsung nge-gas, kita juga harusnya setelah COVID-19 dan green ekonomi ini menjadi moementum kita. Mau bergerak untuk perubahan ke depan atau berada di belakang perubahan terutama tidak hanya untuk domestik tapi juga untuk ekspor," tutup Bob.




(lth/rgr)

Hide Ads