Mobil listrik menjadi salah satu jawaban kendaraan yang lebih ramah terhadap lingkungan. Tanpa ada mesin bakar, tak ada emisi yang dikeluarkan dari mobil listrik.
Mengingat teknologi mobil listrik belum familiar untuk masyarakat Indonesia, masih banyak calon konsumen yang meragukannya. Salah satu keraguannya adalah keawetan dari baterainya itu sendiri. Soalnya, baterai mobil listrik merupakan salah satu komponen termahal. Kalau rusak, harga penggantiannya tak murah.
Agar baterai mobil listrik lebih awet dan tahan lama, ada cara ngecas mobil listrik. Disampaikan Service General Manager PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Putra Samiaji, pihaknya menyarankan agar pemilik mobil listrik lebih memilih menggunakan slow charging ketimbang fast charging.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau penggunaan harian, disarankan menggunakan slow charging bukan yang fast charging. Artinya menggunakan arus AC, alternate current. Itu lebih proper dan disarankan di buku manual," kata Putra kepada detikcom.
Penggunaan slow charging itu menjamin baterai mobil listrik lebih panjang umur.
"Kita menyarankan kepada pelanggan EV, begitu sampai rumah, selesai penggunaan harian, colok (pakai slow charging), tinggal tidur besok sudah penuh lagi," jelas Putra.
"Karena jarak tempuh itu kan misalnya Ioniq sekitar 317 km. itu kalau kita pakai owner daily basis itu 100 km aja udah sama kayak sopir taksi. Jadi kalau dilihat dari kapasitasnya, dengan kilometer segitu daily travel itu paling (terpakai) cuma 30%. Jadi masih ada 70%, kalau kita charge dari jam 9 malam sampai jam 4 pagi juga sudah selesai," sebutnya.
Sementara fasilitas fast charging yang disediakan di beberapa lokasi bisa dimanfaatkan pemilik mobil listrik yang baterainya benar-benar sudah menipis dan jauh dari rumah.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain