Riset: Pandemi Jadi Biang Kerok Masyarakat Tunda Beli Mobil

Riset: Pandemi Jadi Biang Kerok Masyarakat Tunda Beli Mobil

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 22 Sep 2020 14:46 WIB
Penjualan mobil bekas turut terdampak pandemi COVID-19. Namun, kini penjualan mobil bekas itu kembali bergeliat di kala Jakarta menerapkan PSBB transisi.
Ilustrasi pembelian kendaraan Foto: Agung Pambudhy/detik.com
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat masyarakat mengerem untuk membeli kendaraan bermotor. Alhasil, penjualan mobil pun merosot saat pandemi COVID-19.

MarkPlus Inc, perusahaan konsultan marketing serta riset, melakukan survei terhadap kecenderungan konsumen otomotif selama pandemi ini. Menurut James Djoni, Business Analyst MarkPlus Inc mengungkapkan, pihaknya melibatkan 68 responden yang mayoritas dari Jabodetabek.

"Kebanyakan responden ini berencana membeli kendaraan di kuartal I maupun kuartal II di 2021," kata James dalam diskusi bertajuk "The 2nd Series Industry Roundtable (Episode 6) - Automotive Industry Perspective" yang diselenggarakan secara virtual oleh Jakarta CMO Club dan Marketeers, Selasa (22/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 44% dari responden lebih memilih kuartal II untuk melakukan pembelian kendaraan. Hanya, ada beberapa responden juga yang menunda pembelian kendaraan.

Kebiasaan baru atau new normal rupanya tidak berpengaruh dengan angka penjualan mobil bekas. Kini pengusaha mobil bekas pun mulai menjerit.Ilustrasi Kebiasaan baru atau new normal rupanya tidak berpengaruh dengan angka penjualan mobil bekas. Kini pengusaha mobil bekas pun mulai menjerit. Foto: Pradita Utama

"Karena beberapa alasan mereka menunda pembelian. Jadi 87% menunda pembeliannya alasannya karena mereka mempersiapkan dana untuk kepentingan mendesak, atau berjaga-jaga," jelas James.

ADVERTISEMENT

Ada juga yang menunda pembelian kendaraan baru karena pendapatan mereka terpengaruh oleh pandemi. "Dan banyak juga (menganggap) pembelian mobil ini nggak urgent karena selama PSBB ini mereka tidak banyak bepergian," katanya.

"Walaupun begitu, 70% mereka masih aktif mencari informasi melalui internet ataupun teman-teman mereka," sambungnya.




(rgr/lth)

Hide Ads