Ford Kembali Pecat 1.400 Pegawainya

Ford Kembali Pecat 1.400 Pegawainya

M Luthfi Andika - detikOto
Kamis, 03 Sep 2020 20:11 WIB
Logo Ford
Ilustrasi logo Ford Foto: Francois Lenoir/Reuters
Jakarta -

Demi memangkas budget pengeluaran, produsen mobil asal Amerika Serikat Ford mengumumkan akan memberhentikan 1.400 pekerja hingga akhir tahun 2020 untuk wilayah Amerika Serikat. PHK pada ribuan karyawan ini diklaim akan menghemat pengeluaran hingga USD 11 miliar (sekitar Rp 163,2 triliun).

Dikutip dari autoblog, dalam pesan elektronik yang dikirimkan ke-1.400 karyawan, Ford mengajukan opsi pensiun dini bagi karyawan yang telah memenuhi syarat.

"Dalam beberapa tahun terakhir kami terus berusaha agar Ford kembali bangkit dan bisa efektif kembali di berbagai belahan dunia. Kami telah melakukan perubahan pada produk, layanan dan kami melakukan penyesuaian pada staf kami agar lebih selaras dengan cara kerja baru kami," ujar Ford Americas President Kumar Galhora.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kumar juga menjelaskan pengurangan 1.400 karyawan yang dilakukan Ford ini diharapkan bisa meningkatkan margin operasional Ford hingga 10 persen di Amerika Utara. Karena pada tahun lalu sebelum masa pandemi margin operasional Ford di Amerika Utara hanya mencapai 6,7 persen.

Perusahaan yang berbasis di Dearborn Michigan ini sebelumnya juga memperkirakan Ford akan mengalami kerugian setahun penuh akibat dampak pandemi. Sehingga dengan langkah terbaru ini, Ford berharap bisa membalikkan keuntungan sebelum pajak antara USD 500 juta hingga USD 1,5 miliar pada kuartal ketiga, dan pada kuartal keempat penjualan meningkat kembali dengan bakal hadirnya produk-produk terbaru mereka.

ADVERTISEMENT

Kabar ini jelas mengagetkan semua pihak, mengingat pada tahun lalu Ford sudah memberhentikan 7.000 pekerja secara global, dan dikabarkan pengurangan pekerja masih terus dilakukan hingga mencapai angka 12.000. Belum lagi, Ford juga akan menutup pabrik mereka di Eropa, ditambah rekstrukturisasi pekerja juga akan dilakukan pada wilayah China dan Amerika Selatan.

Wah, cukup mengkhawatirkan nih.




(lth/din)

Hide Ads