Ganjil Genap Diberlakukan, Transportasi Umum Bisa Menampung?

Ganjil Genap Diberlakukan, Transportasi Umum Bisa Menampung?

M Luthfi Andika - detikOto
Minggu, 02 Agu 2020 07:17 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kebijakan ganjil-genap masih diterapkan usai Asian Games. Namun, ada beberapa penyesuaian yang dilakukan.
Ganjil genap diberlakukan lagi besok. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pemprov DKI Jakarta mengumumkan akan kembali memberlakukan ganjil genap Senin 3 Agustus 2020 demi mengurangi pergerakan masyarakat yang tidak penting saat WFH diberlakukan perusahaan. Kemungkinan masyarakat juga akan lebih sulit bergerak karena transportasi umum tidak beroperasi sepenuhnya.

Seperti MRT dipastikan hanya beroperasi 50 persen. Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo.

"Transportasi massa bisa menampung berapa penumpang? Untuk misalnya kapasitas optimumnya MRT itu 176.000 penumpang per hari, nah kalau itu tentu sekarang diturunkan 50 persen. Contohnya kapasitas MRT 1 rangkaian itu bisa menampung 190 penumpang dengan Physical Distancing sekarang itu rata-rata hanya 100 penumpang," kata Syafrin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita melihat kapasitasnya masih memadai, kita terus upayakan pembatasan (ganjil genap) ini yang bertujuan untuk ingin mengerem pergerakan warga yang tidak penting ke pusat-pusat kegiatan di Jakarta sekaligus menekan penyebaran COVID-19," Syafrin menambahkan.

Syafrin juga mengatakan, meski menggunakan kendaraan pribadi bukan berarti penularan COVID-19 tidak akan terjadi.

ADVERTISEMENT

"Ada pemikiran kendaraan pribadi lebih aman, karena dikhawatirkan akan semakin banyak penularan saat menggunakan kendaraan umum? Nggak dong (tidak menjamin penularan tidak terjadi saat menggunakan kendaraan pribadi). Jadi begini, sekarang itu Jakarta tidak ada lagi instrumen pembatasan setelah SIKM ditiadakan atau dihapus, di sisi lain di Pergub mengatur ada pembatasan orang bekerja 50 persen WFH dan 50 persen tetap bekerja. Akibatnya karena tidak ada pembatasan lalu lintas masyarakat tetap keluar rumah karena merasa tidak ada pembatasan dengan mobil," ujar Syafrin.

"Dengan adanya Ganjil Genap, kita harapkan pergerakan masyarakat yang tidak penting itu tidak terjadi. Kedua, dari aspek pengaturan kerja. Tentu masyarakat yang memiliki kendaraan genap akan mengatakan kepada pimpinan mereka, 'oke saya harus masuk di tanggal genap' begitu juga sebaliknya. Pola ini yang kita harapkan terjadi sekaligus bisa adaptasi pada kebiasaan baru nanti," tutup Syafrin.




(lth/rgr)

Hide Ads