Waduh, Taksi Online Dituding Tingkatkan Emisi Karbon

Waduh, Taksi Online Dituding Tingkatkan Emisi Karbon

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 26 Feb 2020 21:23 WIB
NEW YORK, NY - JUNE 14:  An Uber SUV waits for a client in Manhattan a day after it was announced that Uber co-founder Travis Kalanick will take a leave of absence as chief executive on June 14, 2017 in New York City. The move came after former attorney general Eric H. Holder Jr. and his law firm, Covington & Burling, released 13 pages of recommendations compiled as part of an investigation of sexual harassment at the ride-hailing car service.  (Photo by Spencer Platt/Getty Images)
Taksi online disebut menyumbang emisi lebih banyak. Foto: Spencer Platt/Getty Images
Jakarta -

Kendaraan bermotor dengan mesin konvensional saat ini dianggap menjadi salah satu penyumbang polusi udara terbesar. Untuk menekan emisi karbon, masyarakat diminta untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Saat ini transportasi umum sudah beragam macamnya. Bahkan di era teknologi seperti saat ini, taksi online sudah marak digunakan. Namun, kehadiran taksi online dianggap membawa masalah baru.

Diberitakan Reuters, sebuah laporan terbaru menyebutkan layanan taksi online justru meningkatkan emisi karbon. Laporan dari Union of Concerned Scientists, sebuah kelompok advokasi nirlaba di Amerika Serikat, menyebutkan perusahaan taksi online seperti Uber dan Lyft harus menggunakan kendaraan elektrik demi menekan emisi karbon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa penelitian selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa taksi online bisa menambahkan kemacetan dalam kota. Soalnya, akan lebih sedikit orang memanfaatkan transportasi massal dan tidak ada penurunan kepemilikan mobil pribadi.

Dengan kendaraan yang beroperasi siang-malam, analisis Union of Concerned Scientists menemukan bahwa perjalanan menggunakan taksi online saat ini lebih berpolusi.

ADVERTISEMENT

Ada beberapa alasan. Salah satunya adalah fenomena yang disebut sebagai deadheading, yaitu ketika taksi online dikendarai tanpa penumpang.

"Ini terjadi cukup sering saat setelah mengantar penumpang A ke bandara dan menjemput penumpang B yang mungkin beberapa mil jauhnya. Akibatnya, perjalanan taksi online tanpa penumpang itu menghasilkan emisi karbon hampir 50% lebih banyak daripada perjalanan yang sama dengan mobil pribadi," sebut Union of Concerned Scientists dalam website-nya.

Makanya, Union of Concerned Scientists menyarankan agar perusahaan taksi online mulai beralih ke kendaraan ramah lingkungan seperti mobil listrik. Union of Concerned Scientists menyimpulkan, taksi online dengan armada mobil listrik akan mengurangi emisi sekitar 50% ketimbang perjalanan dengan kendaraan pribadi.




(rgr/din)

Hide Ads