Badan Layanan Umum (BLU) Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang menggunakan mobil Esemka untuk kendaraan operasional sarpras. Mobil pikap tersebut dimodifikasi dengan alat konversi bensin-BBG atau gas.
Untuk diketahui Bus Trans Semarang sebagian besar juga sudah menggunakan alat konversi tersebut. Namun meski bertuliskan Bahan Bakar Gas (BBG) bukan berarti 100 persen menggunakan gas karena dikonversi dengan bensin dan hasilnya mengurangi emisi gas buang dan ramah lingkungan.
"Trans Semarang menggunakan konversi solar atau bensin dan BBG untuk mengurangi emisi gas buang agar semua unit Trans Semarang lebih ramah lingkungan," kata Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang Hendrix Setyawan, Jumat (31/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dipilihnya mobil Esemka, lanjut Hendrix, untuk kelengkapan penunjang servis di halte Trans Semarang. Mobil bak terbuka yang sudah dimodifikasi jadi tertutup itu untuk membawa peralatan membersihkan halte.
"Esemka digunakan sebagai unit kelengkapan penunjang untuk servis di halte-halte Trans Semarang, seperti misal untuk angkutan alat-alat kebersihan, alat pemotong dahan, kompresor untuj pengecatan halte, dan sebagainya," jelasnya.
Selain itu untuk memanfaatkan karya dalam negeri karena sebelumnya kendaraan Sarpras menggunakan motor bak terbuka Viar yang diproduksi di Kota Semarang.
"Pertimbangan menggunakan unit Esemka adalah karena Esemka karya anak bangsa, diproduksi di dalam negeri, menggunakan tenaga-tenaga dalam negeri, dan sudah dinyatakan layak jalan," pungkas Hendrix.
Terkait servis, Hendrix menjelaskan pihaknya memiliki tenaga handal yang mumpuni untuk melakukan servis armada Trans Semarang termasuk 2 unit Esemka Bima 1.3 yang baru saja dibeli itu. Sehingga tidak masalah dengan dealer atau service center yang belum ada di Kota Semarang.
Baca juga: Mobil Esemka Jadi Paling Dicari di Google |
"BLU UPTD Trans Semarang mempunyai mekanik-mekanim handal yang siap untuk melakukan servis kendaraan yang dimiliki Trans Semarang, baik bus, feeder, roda 4, maupun roda 2," jelasnya.
"Sementara di Semarang belum ada dealernya. Saat ini yang sudah ada di Solo. Tidak jauh juga dari Semarang," imbuh Hendrix.
Saat ini baru dua unit Esemka yang dimanfaatkan Pemkot Semarang dan memang ada kemungkinan tambah karena masih perlu kendaraan Sarpras. Soal harga, Rp 120 juta per unit cukup layak.
"Melihat dari manfaat dan perbandingan harga kendaraan yang sejenis merk lain, mobil Esemka ini kami anggap masih layak untuk kita pilih jadi salah satu kendaraan sebagai sarana melayani masyarakat," tutup Hendrix.
(alg/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah