Tak hanya China, merek otomotif Amerika pun demikian. Sejak Chevrolet memiliki pabrik, penjualannya pun terus tumbuh, dipadu dengan memiliki produk andalan yang memiliki kondisi pasar yang cukup gemuk.
"Dulu Chevrolet emang gede (penjualan sebelum punya pabrik)? Enggak kan? gara-gara punya pabrik di Pondok Ungu, kalau Anda lihat grafiknya growth di situ, kalau tidak Anda lakukan di republik ini, Anda jangan berharap bisa punya produk bagus dengan harga yang bersaing," ungkap Bebin.
Baca juga: Kabar Menyedihkan Otomotif RI 2019 |
Bebin menambahkan bila merek China sudah berhasil menembus penjualan di sekitar 1.500 unit per bulan, ke depan akan semakin mudah untuk menggaet pasar otomotif Tanah Air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang pernah berkiprah sebagai salah satu Agen Pemegang Merek ini mengatakan mobil KIA saat ini misalnya KIA Seltos yang baru diluncurkan sudah dipilih sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia. Kendati demikian, urusan impor tentunya juga bergantung dengan nilai exchange rate beserta perpajakan.
"Yang menjadi mahal kalau Anda tidak produksi di sini, karena pajak barang mewah, impor duty, kumpulin saja itu ada segala macam perpajakannya, pemerintah kan berharap agar kembangkan industri itu di sini bukan hanya membawa produknya ke sini," papar Bebin.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?