Jakarta - Beroperasinya ruas tol
Japek atau Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) Elevated, mampu mengurai kemacetan yang sebelumnya terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek. Di sisi lain, adanya tol layang Japek juga memicu animo dari masyarakat untuk merasakan berkendara di konstruksi jalan layang sepanjang 36,4 km itu, sehingga memicu penggunaan kendaraan pribadi.
Apakah euforia tersebut berdampak pada turunnya minat masyarakat untuk naik transportasi massal seperti bus antar kota?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau (untuk) penumpang bus kami tidak merasa ada penurunan (gara-gara tol layang
Japek," ujar Pimpinan PT Putera Mulya Sejahtera, Kurnia
Lesani Adnan, kepada detikcom, Selasa (31/12/2019).
Meski tidak ada penurunan, menurut pria yang akrab disapa Sani, lonjakan penumpang tidak terlalu panjang.
"Terjadi lonjakan (penumpang) pada tanggal 20 sampai 24 Desember. Namun dari tanggal 25 Desember sampai saat ini okupansi bus masih 100%, tapi kami tidak menambah bus/jadwal pemberangkatan seperti saat terjadi lonjakan pada arus mudik," lanjut Sani.
Bagaimana dengan arus balik di momen libur Natal dan Tahun Baru (
Nataru)?
"Arus balik sendiri terjadi mulai tgl 2 Januari 2020 sampai tanggal 5 Januari 2020. Sampai saat ini kami sudah menambah unit/jam pemberangkatan bus. Perkiraan kami akan ada peningkatan (penumpang) sekitar 15%-20% dari Nataru 2018," ujar Sani.
Ditambahkan Sani, adanya tol layang Japek membuat Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) menjadi tidak terlalu padat. Khususnya di ruas tol Jakarta-Cikampek bawah.
"Efek Tol layang lumayan mencairkan LHR Japek 1. Namun terjadi kepadatan di pertemuan Japek 1 dan Japek 2. Tapi relatif lebih lancar sih liburan Nataru tahun ini," pungkasnya.
Simak Video "Video: Dono Parwoto Divonis 5 Tahun Penjara di Kasus Proyek Tol Layang MBZ"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah