Meski bisa menyingkat waktu perjalanan, beberapa pengendara masih mempertanyakan soal tidak adanya rest area di tol layang sepanjang 36,4 km ini. Dengan ruas tol sepanjang itu, pengendara membutuhkan tempat istirahat, baik untuk keperluan buang hajat maupun mengisi perut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin saja. Tapi pemerintah sanggup nggak? Kenapa, karena biayanya pasti akan sangat besar sekali," kata instruktur dan founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, kepada detikcom, belum lama ini.
Pemerintah sendiri melalui Jasa Marga berencana membangun kantung parkir atau parking bay untuk situasi darurat. Selain itu, rencananya juga akan dibangun pintu keluar darurat.
"Untuk membangun parking bay tersebut pasti perlu perencanaan khusus. Dan kalau bicara rest area, ini kan pasti lebih besar dari parking bay. Jadi butuh berapa ribu meter dia harus bikin bangunan di sisi sampingnya. Dan berapa miliar investasinya," terang Jusri.
"Mungkin akan lebih mudah jika nanti dibuat pintu exit, ketimbang rest area ya," katanya lagi.
(lua/rgr)












































Komentar Terbanyak
Mobil Rp 150 Juta Banyak Seliweran, Kata Menko Airlangga Bikin Tambah Macet
Pabrikan Jepang Nggak Bisa Terus-terusan Ngotot dengan Mobil Hybrid
Cas Mobil Listrik Berujung Maut, 5 Orang Tewas pada Kebakaran di Jakut