Pantauan detikcom, mobil Mercedes-Benz W116 tipe 450SL automatic produksi tahun 1972 berwarna hitam ini berada di salah satu stand jamnas tersebut. Selain itu, interior mobil berkapasitas 4.500 cc ini lain daripada yang lain karena berwarna merah.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mobil-mobil Para Pembantu Presiden |
"Dapat tahun 2012, saat itu harganya hampir Rp 300 juta. Bisa dapat (Mercy milik Gus Dur) karena kita punya relasi saja, dari pak Agus kalau tidak salah, dia pengurus Pondok (Tebuireng) Jombang," ucapnya saat ditemui di Pelataran Candi Prambanan, Sabtu (7/12/2019) sore.
Anggota komunitas Mercedez-Benz Classic Club (MCC) Surabaya ini melanjutkan, bahwa mobil tersebut adalah mobil kedua yang ia dapat dari Ponpes Jombang. Ia menyebut, mobil pertama yang ia boyong adalah mobil Mercedes-Benz antipeluru milik Gus Dur.
"Sebelumnya saya dikasih Mercy antipeluru punya Gus Dur, tapi sudah saya jual di tahun 2015 dengan harga sekitar Rp 200 juta," kata pria berkacamata ini.
Baca juga: Mobilnya Para Raja dan Presiden |
Lebih lanjut, dia menyebut sebagian besar komponen pada Mercy eks Gus Dur ini masih orisinil. Kendati demikian, dia mengaku ada beberapa komponen telah mengalami restorasi, khususnya pada bagian mesin mobil.
![]() |
"Pada saat pindah ke kami, ya biasa ada rewelnya, karena kan sampai saya sudah tangan ketiga. Tapi secara visual masih orisinil, hanya mesin yang bermasalah, karena dipakai buat pelan tidak bisa, ini (mobil Merccy eks Gus Dur) maunya RPM tinggi terus, kan 4.500 cc ini," ucapnya.
Baca juga: Mobil Dinas Petinggi Negara di Dunia |
"Karena itu perlu restorasi secara bertahap pada mesinnya, seperti ganti nozzle, kita ganti pressure injection agar kompresi mesin lebih stabil. Untuk restorasi sendiri sampai Rp 200 juta," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini mobil tersebut telah dapat melaju dengan normal. Bahkan, ia mengaku pernah mengendarai mobil itu sampai Malang, Jawa Timur.
"Paling jauh sampai Batu, Malang, tapi kebanyakan hanya saya pajang saja," ucapnya.
Menyoal interior mobil yang berwarna merah, warga Surabaya ini mengaku interior itu sudah bawaan saat membeli mobil pada tahun 2012. Menurutnya, pemilihan warna merah disesuaikan dengan keinginan pemilik mobil terdahulu, yakni Gus Dur.
"Kalau untuk interiornya tidak saya ganti, itu ori. Kenapa warna merah? Karena mobil dengan cc besar itu interiornya bisa by request (menyesuaikan permintaan pemilik saat membeli mobil)," katanya.
![]() |
Terkait adanya motivasi khusus untuk memiliki mobil eks Gus Dur, pria berkulit putih ini mengaku tidak memiliki motivasi khusus. Menurutnya, ia hanya beruntung saja dapat memiliki salah satu koleksi mobil Presiden ke-4 RI.
Baca juga: Mobil Bung Karno Jalan-jalan di Kota Malang |
"Intinya tidak ada motivasi khusus ya, mungkin karena rezekinya ini kali ya (dapat membeli mobil milik Gus Dur 2 kali)," ujarnya.
Leverici menambahkan, bahwa ia tidak menutup kemungkinan untuk menjual mobil tersebut. Mengingat ia sudah memperbaharui surat-surat mobil dan masih atas nama Gus Dur.
![]() |
"Kalau harganya cocok no problem ya, kemarin ada yang nawar Rp 625 juta tapi belum saya lepas. Untuk STNK juga masih Abdurrachman Wahid, jadi saat 2012 itu kan (pajak STNK) sudah 2 tahun mati, dan baru 2019 awal saya perpanjang," katanya.
Baca juga: Tertarik Restorasi Mobil Klasik? Ini Tipsnya |
Sementara itu, Ketua Panitia Jambore Nasional Mercedes-Benz Club Indonesia ke-14, Fergie Praditya mengatakan, bahwa acara yang berlangsung dari tanggal 6 sampai tanggal 8 Desember 2019 ini diikuti sekitar 2000 hingga 3000 peserta dari 90 club. Bahkan, ada juga peserta dari negara tetangga yang ikut turut hadir.
"Tujuan acara ini tentu saja untuk memperkuat dan menjalin hubungan baik para member-member club di bawah naungan Mercedes-Benz Club Indonesia, dan ajang temu kangen dengan para club antar kota, bahkan antar negara tetangga," katanya.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah