Namun hal ini ditepis oleh Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra.
"Barcode itu alat untuk bantu proses produksi saja supaya ketahuan sampai mana prosesnya. Kalau mobil ini sudah ditempelin barcode ketahuan, oh mobil ini sudah keluar (line produksi), supaya ada VIN, tinggal scan masuk nomor rangka, warna segala macam," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak ada hubungannya kalau ada yang ngutak-ngatik. Dibuang saja nggak apa-apa," ujarnya.
Di stiker barcode itu secara kasat mata memang kita bisa melihat nomor rangka dan tipe mesin yang digunakan. Sebelumnya Direktur Pemasaran PT Toyota Astra-Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan bahwa kode itu hanya dapat diakses oleh produsen mobil yang memiliki otoritas. Sedangkan setelah mobil dimiliki konsumen sebenarnya tidak masalah jika stiker itu dicopot karena pemilik juga tidak memiliki akses untuk data di dalam kode tersebut.
"Itu buat logistik aja jadi mempermudah di setiap post. Itu kan logistik kita mulai dari pabrik hand over ke kita kemudian dari itu akan dikirim ke wilayah, di wilayah akan dikirim lagi ke cabang untuk mudah mengenali itu ya lewat barcode," ujarnya.
(ddn/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini