Pengamat otomotif Bebin Djuana punya perspektif lain, mengapa pabrikan AS lebih rentan hengkang dari Indonesia dibandingkan dengan merek Eropa.
"Yang mungkin banyak orang nggak tahu adalah gaya bisnis. Kultur dan budaya mereka (orang Amerika). (Pabrikan Amerika) Ketika merasa ada salah dalam kalkulasi di atas kertas dan sebagainya, ya sudah, mereka angkat kaki. Dan mereka pikir suatu saat bisa balik lagi ke Indonesia," kata Bebin yang sudah berkiprah di beberapa merek mobil di tanah air ini ditemui di Jakarta, Sabtu (9/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal dengan hengkangnya mereka dari Indonesia, menurut Bebin, akan berpengaruh besar terhadap brand image mereka di Indonesia. Dan saat mereka kembali ke Indonesia, belum tentu mendapat sambutan dari konsumen Indonesia.
"Hal-hal seperti itu sangat sensitif bagi konsumen Indonesia (saat mempertimbangkan memilih merek tersebut)," terang Bebin.
Berbeda dengan merek-merek otomotif asal negeri Paman Sam, merek asal Eropa masih banyak yang bertahan di industri otomotif Indonesia. Salah satunya yakni Volkswagen yang masih betah di Indonesia.
Dijelaskan Chief Operating Officer PT Garuda Mataram Motor, Jonas Chendana, Volkswagen tidak akan mengikuti langkah yang dilakukan pabrikan Eropa.
"Kita nggak ada kekhawatiran (akan hengkang). Kita kan juga bikin pabrik (di Indonesia). Jadi kita berkomitmen," kata Jonas, di Senayan, Jakarta, Sabtu (9/11/2019).
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini