Benarkah demikian? melansir laman resmi Hyundai, Minggu (2/11/2019) kenyataannya justru terbalik. Sebab kandungan pada RON lebih tinggi malah hilang. Sebagai contoh, sulfur maupun kandungan zat aditif yang ditemui pada BBM RON 92 jadi hilang.
Baca juga: Gonta Ganti Merek BBM, Amankah? |
Hasilnya, BBM beda oktan tadi justru menjadikan kualitas bahan bakar menurun, harapan mendapatkan performa lebih pun urung terjadi karena pembakaran tidak sempurna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya terjadi tabrakan antara ledakan bahan bakar yang meledak sendiri dengan bahan bakar yang dinyalakan oleh busi.
Inilah yang menimbulkan bunyi pada mesin dan kita kenal sebagai 'ngelitik' / knocking. Knocking menyebabkan energi mekanik yang dibangkitkan jadi tidak optimal.
Itu terjadi karena adanya kerak pada ruang bakar. Beruntung, pada kendaraan modern dengan pengabutan bahan bakar injeksi telah dilengkapi sistem knocking sensor.
Sistem ini dapat mendeteksi jika terdapat BBM di bawah rasio kompresi di bawah ketentuan sebuah kendaraan. Namun, pembakaran prematur tadi membuat performa menjadi tidak sesuai. Dengan kata lain, tenaga mengalami penurunan dari seharusnya.
Mengisi bensin dengan oktan lebih rendah daripada biasanya memang tidak dilarang hanya saja sebaiknya dihindari demi keawetan mesin. Mobil-mobil zaman sekarang kebanyakan sudah didesain untuk meminum bahan bakar dengan oktan tinggi demi menunjang performa mesin.
Tidak menggunakan bahan bakar dengan oktan sesuai dengan rekomendasi pabrikan juga membuat kerja mesin tidak maksimal. Itulah terkadang yang membuat efisiensi BBM tidak sesuai dengan data yang dikeluarkan pabrikan.
(riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini