Hal tersebut ditegaskan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono saat ditemui beberapa media di Sapporo, Hokkaido, Jepang seperti dilaporkan wartawan detikcom, Dadan Kuswaraharja, Selasa (29/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi apakah Innova dulu kemudian Fortuner? Tanya wartawan, namun Warih enggan memastikan produk mana yang akan segera kena setrum. "Pokoknya yang paling banyak," ujarnya.
Ilustrasi pengisian listrik Foto: Grandyos Zafna |
Di Indonesia, Toyota memproduksi mobil seperti Innova, Fortuner, Sienta dan Yaris dan Vios. Sementara untuk Avanza dan Rush diproduksi oleh Astra Daihatsu Motor.
Elektrifikasi menurut Warih merupakan hal yang tidak bisa dihindari, baik Indonesia maupun pasar ekspor lain bahkan seperti Timur Tengah yang selama ini masyarakatnya hobi mobil BBM bermesin besar, elektrifikasi adalah sebuah keniscayaan.
"Elektrifikasi itu sebuah tantangan, karena kita bukan berpikir sendirian. Kalau nggak ikut itu, kita nggak bisa ekspor. Timur Tengah semuanya sudah menerapkan standar Corporate Average Fuel Economy (CAFE). Malahan kalau nggak memenuhi CAFE itu, mobilnya dikasi (stiker) merah. Ada merah kuning, hijau. Jadi konsumen sudah tahu mobil ini boros ada di diler," ujarnya.
Pemerintah Indonesia sendiri memiliki target pada tahun 2025 sekitar 20 persen di jalanan Indonesia merupakan kendaraan elektrifikasi untuk mengurangi emisi. Kendaraan elektrifikasi bisa berupa hybrid dan plug-in hybrid electric vehicle yang masih memiliki mesin bensin, atau mobil listrik murni yang sudah tidak lagi menggunakan mesin konvensional.
(ddn/lth)












































Ilustrasi pengisian listrik Foto: Grandyos Zafna
Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru