Negara ini juga diharapkan mampu memproduksi kendaraan listrik untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Untuk itu perlu penyesuaian pabrik atau malah membangun pusat pengembangan yang sepenuhnya baru. PT Toyota-Astra Motor (TAM) sendiri melihat pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dapat melakukan transisi tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu-satunya pembeda produksi mobil listrik dan bensin adalah pada baterai. Satu komponen itu akan menjadi penyesuaian pabrik perakitan mobil nantinya di Indonesia.
"Yang saya katakan tadi yang perlu di-develop dan dipersiapkan adalah masalah baterainya, jadi supply dari baterainya bagaimana nanti kita punya pabrik untuk baterainya sendiri karena baterai sampai saat ini belum ada pabriknya di Indonesia," timpalnya.
Pabrik baterai milik Toyota yang akan dibangun di Indonesia pun nantinya hanya bertugas sebagai pemasok. Oleh karena itu perakitan mobil tetap dilakukan di pabrik yang ada saat ini.
"Itu (pabrik baterai mobil listrik) nanti hanya pemasok aja, jadi baterai ini kan salah satu komponen utama dari mobil listrik itu sendiri jadi baik hybrid maupun BEV butuh baterai, jadi tinggal ukurannya aja mau besar atau kecil," pungkas Anton.
![]() |
Isi lengkap Perpres No 55 tahun 2019
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah