"Kesimpulan KBH2 dari 2013 sampai 2019, mampu mendorong investasi baru. Sudah terjadi investasi sebesar Rp 19,1 triliun, hanya dari APM-nya saja," kata Government and Institution Services Surveyor Indonesia Achmad Sofiar Effendi, di gedung Kementerian Perindustrian, Rabu (14/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mendorong pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, adanya program KBH2 ini juga bisa mengisi ceruk pasar KBM R4 dalam negeri untuk kendaraan hemat energi dengan harga terjangkau.
"Jumlah produksi (mobil KBH2-Red) sampai bulan Mei 2019, sudah mencapai angka 1.173.483 unit," lanjut Sofiar.
Baca juga: Pasarnya Mulai Redup, LCGC Butuh Sesuatu |
Hadirnya program KBH2 yang memiliki ceruk pasar sekitar 300 sampai 600 ribu unit juga bisa menjadi benteng untuk mencegah masuknya produk mobil murah impor.
"Waktu dulu, ceruk pasar itu takut dimasuki impor, tapi akhirnya bisa dipenuhi dalam negeri lewat KBH2. Waktu itu ada eco car dari Thailand meluncur ke pasaran, tapi kita akhirnya keluar duluan," terang Sofiar.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?