5 Tahun Program LCGC, Sumbang Investasi Hampir Rp 20 T

5 Tahun Program LCGC, Sumbang Investasi Hampir Rp 20 T

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 14 Agu 2019 18:25 WIB
Ilustrasi mobil LCGC Foto: detikOto
Jakarta - Program Kendaraan Bermotor Hemat Bahan Bakar dan Harga Terjangkau (KBH2) atau Low Cost Green Car (LCGC) sudah memasuki tahun keenam sejak diluncurkan pertama kali pada 2013 lalu. Program mobil murah ini pun mampu mendorong investasi baru di sektor otomotif nasional. Jumlahnya cukup besar, hampir menyentuh angka Rp 20 triliun.



"Kesimpulan KBH2 dari 2013 sampai 2019, mampu mendorong investasi baru. Sudah terjadi investasi sebesar Rp 19,1 triliun, hanya dari APM-nya saja," kata Government and Institution Services Surveyor Indonesia Achmad Sofiar Effendi, di gedung Kementerian Perindustrian, Rabu (14/8/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut Sofiar, ada 4 perusahaan dan 5 merek APM yang ikut bergabung dengan program kendaraan murah ini. "Dari perusahaan ada PT ADM, PT HPM, PT SIM, dan PT NMI. Untuk mereknya, ada Daihatsu, Toyota, Honda, Suzuki, dan Datsun," jelasnya.



Selain mendorong pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, adanya program KBH2 ini juga bisa mengisi ceruk pasar KBM R4 dalam negeri untuk kendaraan hemat energi dengan harga terjangkau.

"Jumlah produksi (mobil KBH2-Red) sampai bulan Mei 2019, sudah mencapai angka 1.173.483 unit," lanjut Sofiar.



Hadirnya program KBH2 yang memiliki ceruk pasar sekitar 300 sampai 600 ribu unit juga bisa menjadi benteng untuk mencegah masuknya produk mobil murah impor.

"Waktu dulu, ceruk pasar itu takut dimasuki impor, tapi akhirnya bisa dipenuhi dalam negeri lewat KBH2. Waktu itu ada eco car dari Thailand meluncur ke pasaran, tapi kita akhirnya keluar duluan," terang Sofiar.


(lua/lth)

Hide Ads