![]() |
Meski begitu Esemka masih akan terus berusaha agar penggunaan komponen dalam mobilnya bisa sepenuhnya di suplai oleh industri lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) berharap mobil Esemka bisa menyamai mobil-mobil Jepang dalam penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
"Setinggi-tingginya untuk existing brand yang sudah sekian tahun komponen baru 85 persen, mimpi kita mendekati itu. Tapi mudah-mudahan secara signifikan bisa ter-collect poin to poin untuk mendapatkan signifikan. Kita berusaha bagaimana produksi dalam negeri menjadi sumbangsih ekonomi," jelas Eddy.
![]() |
Seperti diketahui deretan mobil merek Jepang yang diproduksi di Indonesia memiliki kandungan lokal hingga 90 persen. Mengambil contoh mobil-mobil yang masuk dalam segmen Low Cost Green Car (LCGC) kebanyakan penggunaan komponen buatan lokal melebihi 80 persen.
Baca juga: Esemka Tegaskan Tak Ada Campur Tangan Jokowi |
Namun perlu dicatat, mobil-mobil di segmen LCGC memang harus memenuhi persyaratan TKDN sebesar 80% persen secara bertahap agar tidak dikenakan PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah). Itu sesuai dengan Permenperin No. 33 tahun 2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.
![]() |
"Ayla-Agya 92 persen, Sigra-Calya 92 persen," ungkap Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra beberapa waktu lalu.
Di luar segmen LCGC, Daihatsu juga mengaku dua model populer lainnya seperti Xenia dan juga Terios telah memiliki kandungan lokal lebih dari 80 persen.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah