Nissan sendiri disebut telah mengalami masalah keuangan sejak mantan bosnya Carlos Ghosn tertimpa kasus penggelapan pajak akhir 2018. Sebagai pengingat, pihak berwenang Jepang menangkap Ghosn dengan tuduhan memperkaya diri sendiri lewat uang perusahaan. Nissan pun didakwa untuk membayar kompensasi dari perbuatan Ghosn dalam kurun waktu 10 tahun itu senilai 85 juta dolar AS.
Rupanya kasus itu berbuntut terhadap kondisi keuangan di tubuh Nissan. Mengutip situs pemberitaan Forbes, Senin (29/7/2019), kinerja keuangan Nissan pada kuartal I memang kurang bagus. Laba operasional perusahaan di kuartal I-2019 anjlok hingga 99% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan turun 13%. Ini merupakan kondisi keuangan terburuk dari Nissan dalam satu dekade terakhir.
Penjualan Nissan di beberapa negara juga merosot tajam. Di AS misalnya, performa Nissan melemah setelah bertahun-tahun mencoba meningkatkan market share dengan secara agresif memberikan diskon besar pada beberapa model.
Seperti halnya merek lain, Nissan juga tetap mempertahankan penjualan sedan di tengah model SUV yang tengah melambung. Mobil sedan Nissan seperti Sentra, Altima dan Maxima, mengalami penurunan signifikan karena masyarakat AS lebih suka mobil SUV.
Namun hal itu tidak dikompensasi dengan kenaikan penjualan SUV Nissan. Mobil SUV Nissan seperti Rogue dan Murano penjualannya malah merosot dibandingkan dengan tahun lalu.
"Memburuknya kinerja Nissan di Amerika Serikat merupakan masalah besar yang tengah kami hadapi. Untuk beberapa waktu yang lama kami fokus meningkatkan penjualan, saat ini waktunya untuk meningkatkan kepercayaan orang akan merek Nissan," ujar Kepala Komite Audit Nissan Motoo Nagai.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah