Berita Populer: Nissan PHK Karyawan, Avanza 'Digencet' Sana-sini

Berita Populer: Nissan PHK Karyawan, Avanza 'Digencet' Sana-sini

Dina Rayanti - detikOto
Selasa, 30 Jul 2019 07:11 WIB
Berita Populer: Nissan PHK Karyawan, Avanza Digencet Sana-sini
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pabrikan otomotif ternama asal Jepang Nissan dikabarkan memangkas belasan ribu pekerjanya termasuk 830 diantaranya di Indonesia. Hal itu dilakukan Nissan terkait kinerja keuangan perusahaan pada kuartal I kurang bagus. Laba operasional perusahaan di kuartal I-2019 anjlok hingga 99% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan turun 13%.

Penurunan laba itu salah satunya disebabkan oleh merek Nissan dan Datsun kurang bisa melakukan penetrasi pasar di beberapa negara termasuk Indonesia dan India.

Segmen Low MPV semakin ramai dan masih menjadi mobil yang paling diminati masyarakat Indonesia. Meski masih didominasi Toyota Avanza, namun kini ragam pilihan Low MPV ditawarkan untuk masyarakat Indonesia. Hal itu membuat Avanza seolah digencet oleh para kompetitornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selengkapnya berikut detikcom rangkum dalam rangkuman berita otomotif populer sepanjang, Senin (29/7/2019).
Kabar mengejutkan datang dari Jepang. Nissan memutuskan untuk mem-PHK ratusan karyawan di Indonesia, tepatnya 830 orang. PHK ini merupakan bagian dari pemotongan kerja sebanyak 12.500 karyawan Nissan di seluruh dunia.

Hal ini disampaikan langsung oleh CEO Hiroto Saikawa saat press conference minggu lalu. Saikawa dalam jumpa persnya memperlihatkan setidaknya ada 14 negara yang akan mengalami PHK. Namun karena ini merupakan masalah yang sensitif, Saikawa tidak menyebutkan satu per satu negara atau pabrik yang akan mengalami PHK. Presentasi yang memperlihatkan efisiensi investasi itu pun ditutupi.

"Selama tahun fiskal 2018-2019 kami sudah dan mulai mengurangi pekerja di 8 lokasi, sebanyak 6.400 orang lebih dan 6 lokasi mulai tahun fiskal 2020 sampai 2022 sebanyak 6.100 orang, jadi totalnya 12.500 pekerja," ujarnya dalam video yang dirilis Nissan.

Meski tidak menyebut negara mana, namun dari laporan Nikkei, pemotongan pekerja paling banyak terjadi di India sebanyak 1.700 orang. Pemotongan pekerja paling banyak kedua terjadi di Amerika dimana Nissan berencana mengurangi 1.420 pekerja, Meksiko 1.000 pekerja, Jepang 880 pekerja, 470 pekerja di Spanyol, 90 pekerja di Inggris.

Hal ini terjadi karena Nissan dan merek Datsun-nya mengalami kesulitan untuk mendapatkan traksi di negara-negara tersebut, terutama India dan Indonesia, padahal merek Jepang lain performanya cukup bagus.

Kinerja keuangan Nissan pada kuartal I memang kurang bagus. Laba operasional perusahaan di kuartal I-2019 anjlok hingga 99% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan turun 13%.

President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi dalam pernyataan kepada detikcom mengatakan PHK merupakan bagian dari upaya Nissan untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi.

"Seperti yang disampaikan CEO Hiroto Saikawa kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang. Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," ujarnya.

Nama Nissan tentunya tak terdengar asing di telinga Indonesia. Pabrikan asal Jepang ini juga telah lama malang-melintang di dunia otomotif Tanah Air bersama dengan Toyota, Daihatsu, dan sederet merek lainnya. Nissan baru-baru ini tengah diterpa isu tak sedap terkait pemotongan pekerja.

Kabarnya Nissan akan melakukan PHK terhadap 12.500 orang pekerjanya di seluruh dunia. Para pekerja Nissan di Indonesia pun terkena imbasnya.

Pemotongan jumlah pekerja disebut Nissan sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki operasi dan efisiensi investasi. "Kami mengambil tindakan untuk menghentikan atau mengurangi kapasitas di lini produksi di 8 lokasi. Dari FY20-FY21 kami akan menghentikan atau mengurangi kapasitas, di lini atau pabrik di 6 lokasi. Total pengurangan jumlah karyawan akan menjadi sekitar 12.500 orang (di seluruh dunia). Tidak ada detail spesifik yang dapat dibagikan saat ini," ujar President Director PT Nissan Motor Indonesia Isao Sekiguchi.

Menurut laporan media Jepang, Nikkei, yang dilihat detikcom, Senin (29/7/2019) sekitar 830 pekerja Nissan di Indonesia disebut bakal terkena pemotongan pekerja tersebut. Alasannya merek Nissan dan Datsun sulit mendapatkan traksi, padahal merek Jepang lain performanya cukup bagus. Pemotongan pekerja paling banyak terjadi di India sebanyak 1.700 orang.

Terus bagaimana dengan penjualan Nissan dan Datsun di Indonesia? Melihat data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan Nissan cenderung merosot dalam 10 tahun terakhir.

Distribusi Nissan sendiri sempat mencapai puncaknya pada tahun 2012 sebanyak 67.143 unit. Padahal tiga tahun sebelumnya Nissan hanya membukukan distribusi 21.400 unit. Kemudian enam tahun berselang, penjualan Nissan mulai menurun. Tercatat pada tahun 2018, distribusi Nissan ke seluruh diler-dilernya di Indonesia hanya 6.885 unit. Salah satu alasan menurunnya penjualan Nissan adalah minimnya model baru yang diluncurkan.

Apa yang dialami Nissan juga turut dirasakan sang adik Datsun. Datsun sendiri sempat merasakan melambungnya penjualan lewat deretan 'mobil murah' alias Low Cost Green Car (LCGC) miliknya. Tercatat pada tahun 2014, Datsun bisa membukukan distribusi hingga 20.520 unit.

Sementara pada tahun 2018, cuma 10.433 unit model Datsun didistribusikan. Datsun mulai mengalami penurunan setelah kompetitornya mulai terjun ke segmen 7 seater dan menawarkan pilihan transmisi otomatis, sesuatu yang sulit ditolak masyarakat Indonesia.

Nissan sendiri tengah berusaha bangkit lewat beberapa model baru yang ditawarkan sejak Agustus 2018 hingga saat ini. Dimulai dengan SUV Terra pada ajang GIIAS 2018, Nissan kemudian ngegas di awal tahun 2019 dengan merilis dua model sekaligus yakni Livina dan Serena.

Baca juga: Bisa Asapi Penjualan Nissan, Mobil Wuling Apa yang Terlaris?

Strategi Nissan dengan meluncurkan mobil baru tampak membuahkan hasil. Menutup paruh pertama tahun 2019, sudah 7.176 unit mobil Nissan dikirim ke dilernya.

Sedangkan Datsun yang cukup lama bergulat dengan mobil bertransmisi manual, kini mulai membuka diri akan transmisi matik sebagai salah satu strateginya merebut hati masyarakat Indonesia. Datsun juga pada awal 2018 merilis varian Cross yang tak masuk segmen LCGC seperti sebelum-sebelumnya.

Produsen otomotif asal Jepang Nissan berniat melakukan PHK terhadap 12.500 pekerjanya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia diprediksi bakal ada 830 orang yang di-PHK akibat keputusan tersebut.

Nissan sendiri disebut telah mengalami masalah keuangan sejak mantan bosnya Carlos Ghosn tertimpa kasus penggelapan pajak akhir 2018. Sebagai pengingat, pihak berwenang Jepang menangkap Ghosn dengan tuduhan memperkaya diri sendiri lewat uang perusahaan. Nissan pun didakwa untuk membayar kompensasi dari perbuatan Ghosn dalam kurun waktu 10 tahun itu senilai 85 juta dolar AS.

Rupanya kasus itu berbuntut terhadap kondisi keuangan di tubuh Nissan. Mengutip situs pemberitaan Forbes, Senin (29/7/2019), kinerja keuangan Nissan pada kuartal I memang kurang bagus. Laba operasional perusahaan di kuartal I-2019 anjlok hingga 99% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan turun 13%. Ini merupakan kondisi keuangan terburuk dari Nissan dalam satu dekade terakhir.

Penjualan Nissan di beberapa negara juga merosot tajam. Di AS misalnya, performa Nissan melemah setelah bertahun-tahun mencoba meningkatkan market share dengan secara agresif memberikan diskon besar pada beberapa model.

Seperti halnya merek lain, Nissan juga tetap mempertahankan penjualan sedan di tengah model SUV yang tengah melambung. Mobil sedan Nissan seperti Sentra, Altima dan Maxima, mengalami penurunan signifikan karena masyarakat AS lebih suka mobil SUV.

Namun hal itu tidak dikompensasi dengan kenaikan penjualan SUV Nissan. Mobil SUV Nissan seperti Rogue dan Murano penjualannya malah merosot dibandingkan dengan tahun lalu.

"Memburuknya kinerja Nissan di Amerika Serikat merupakan masalah besar yang tengah kami hadapi. Untuk beberapa waktu yang lama kami fokus meningkatkan penjualan, saat ini waktunya untuk meningkatkan kepercayaan orang akan merek Nissan," ujar Kepala Komite Audit Nissan Motoo Nagai.

Dalam beberapa tahun terakhir penjualan Nissan memang cenderung menurun. Dibandingkan dengan pabrikan Jepang lainnya, Nissan memang tampak pasif karena terlihat jarang merilis mobil barunya. Nissan sempat perkasa kala meluncurkan Grand Livina.

Perlahan tapi pasti sejak tahun 2007, Nissan Grand Livina mampu merebut perhatian masyarakat Indonesia. Mengutip data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), terbukti pada tahun pertama Nissan mampu mendistribusikan 4.197 unit Grand Livina ke seluruh diler-diler Nissan.

Setahun berselang, distribusi Grand Livina langsung melambung hingga empat kali lipat yakni 16.704 unit.

Nissan tak mau kehilangan momen, empat tahun berselang dengan model lama Grand Livina punya wajah baru. Lagi-lagi berkat wajah baru ini, penjualan Grand Livina meningkat drastis. Tercatat pada tahun 2011 saat Nissan merilis Grand Livina wajah baru, distribusinya meningkat hingga 25.324 unit. Kejayaan Grand Livina mencapai puncaknya pada tahun 2013. Total selama setahun distribusi Grand Livina mencapai 35.422 unit.

Tahun 2014, Grand Livina mulai kehilangan tajinya. Distribusinya merosot tajam menjadi 15.716 unit. Tren penurunan distribusi ini terus berlangsung hingga 2018. Tercatat tahun 2018 hanya 2.437 Grand Livina dikirim ke diler Nissan dari pabriknya.

Tahun 2019 setelah penantian panjang, Nissan akhirnya meluncurkan Livina berwajah baru. Wajahnya sangat berbeda dengan model lamanya. Namun tampang baru Livina itu justru kembaran dengan Mitsubishi Xpander. Wajar saja, sejak aliansi Nissan-Renault bergabung dengan Mitsubishi ketiganya berhak untuk saling bertukar platform.

Nissan Livina terbaru memang mengusung platform yang sama persis dengan Xpander. Namun Nissan ingin identitasnya berbeda. Oleh karena itu, Livina terbaru tetap disematkan ciri khas ala mobil-mobil Nissan. Berhasilkah Nissan dengan Livina baru?

Jika dibandingkan dengan kembarannya Xpander, pencapaian Livina belum ada apa-apanya. Untuk periode Januari-Juni 2019, distribusi Livina baru mencapai 5.045 unit, sementara Xpander 32.213 unit.

Namun setidaknya dengan ada Livina terbaru, angka distribusi Nissan mulai terangkat. Berkat Livina berwajah Xpander ini, mobil Nissan kembali masuk dalam daftar mobil terlaris di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Sanggupkah Livina menjadi juru selamat Nissan ke depan?

Persaingan di segmen Low MPV diisi beragam pabrikan di Tanah Air. Sebut saja Suzuki Ertiga, Mitsubishi Xpander, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Wuling Confero, dan yang terbaru Renault Triber.

PT Toyota Astra-Motor (TAM) tidak menampik bahwa Low MPV masih menjadi kue terbesar di kendaraan penumpang.

"Menurut saya segmen yang paling besar LMPV, kalau kita bilang MPV sendiri segmennya 43 persen, setengahnya dikuasai LMPV, kalau pepatah bilang ada gula ada semut, jadi orang ingin masuk ke situ," ujar Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto.

Meminjam istilahnya seperti sandwich, Avanza sebagai mobil sejuta umat saat ini ditekan dari berbagai sisi. Produk baru misalnya seperti Triber dan Confero S, menurut Suryo, panggilan akrabnya, dua brand tersebut menyasar konsumen yang ingin naik kelas dari LCGC sebelum ke LMPV.

Lebih lanjut, pesaing yang panas bertarung di segmen LMPV, Xpander menurutnya dari segi produk, menyinggung MPV medium.

"Sedangkan kalau kita lihat Xpander kan lebih mengisi dari MPV low masuk ke marketnya Innova yang medium, sebenarnya mau taruh posisi mobilnya di mana saja, kalau saya bilang Xpander mau di atas Avanza," kata Soerjo.

Lalu, bagaimana strategi bisnis Toyota agar Avanza tetap eksis menjadi primadona masyarakat Tanah Air?

Pertama Suryo menyebut, salah satu hal yang umumnya dilakukan pabrikan adalah penyegaran produk. "Itu kan ditekan dari atas dan dari bawah, kita refresh produk dengan tema kita sendiri. Terbukti penjualan kita naik dari 6.000-7.000 jadi sekitar 8.000," katanya.

Lebih lanjut hal lain yang saat ini masih menjadi andalan Toyota adalah nilai jual kembali serta pelayanan purna jual. "Yang kedua, kita paling dikenal dengan aftersales dan resale value, nah itu tetap kita jagain," kata Suryo.

"Layanan kita tambah, kemampuan servis quality kita juga kita tambah, layanan makin dekat dengan konsumen seperti mobile service termasuk ketersediaan spare part," pungkas Suryo.

Penjualan mobil di Indonesia bulan Juni 2019 mengalami penurunan cukup drastis dibanding Mei 2019. Hal itu terlihat dari data distribusi wholesales periode Juni 2019 yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).

Jika pada Mei ada 84.146 unit kendaraan terdistribusi, maka pada Juni jumlahnya anjlok menjadi 59.539 unit. Peta posisi mobil terlaris di Indonesia pun berubah. Kalau selama empat bulan terakhir didominasi Avanza, kini mobil sejuta umat itu harus rela posisinya digeser oleh Mitsubishi Xpander.

Distribusi Xpander pada Juni yang mencapai 4.624 unit mampu menggeser Avanza dari posisi puncak. Tercatat distribusi Avanza hanya 3.543 unit. Avanza tak hanya tergusur oleh Xpander, melainkan juga disalip oleh Calya, Kijang Innova, Suzuki Carry Pick-up.

Juni 2019, Avanza harus puas di posisi kelima daftar mobil terlaris se-Indonesia. Momen Lebaran disebut pihak Toyota turut berkontribusi terhadap menurunnya distribusi Avanza pada Juni 2019.

"Iya memang libur Lebaran/working day terbatas," sebut Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy saat dikonfirmasi detikcom, Senin (29/7/2019).

Merosotnya distribusi tersebut juga membuat posisi mobil terlaris di Indonesia berbeda. Siapa saja yang masih bertahan dalam deretan mobil terlaris? Berikut daftarnya.

1. Mitsubishi Xpander: 4.624 unit
2. Toyota Calya: 3.963 unit
3. Toyota Kijang Innova: 3.693 unit
4. Suzuki Carry Pick-up: 3.564 unit
5. Toyota Avanza: 3.543 unit
6. Toyota Rush: 2.835 unit
7. Honda Brio Satya: 2.652 unit
8. Mitsubishi L-300 Pick-up: 2.200 unit
9. Suzuki Ertiga: 2.033 unit
10. Daihatsu Granmax Pick-up: 1.722 unit
11. Mitsubishi Pajero Sport: 1.626 unit
12. Toyota Agya: 1.491 unit
13. Honda HR-V: 1.373 unit
14. Daihatsu Sigra: 1.189 unit
15. Daihatsu Ayla: 577 unit
16. Nissan Livina: 903 unit
17. Honda CR-V turbo: 801 unit
18. Toyota Yaris: 619 unit
19. Honda BR-V: 610 unit
20. Daihatsu Terios: 610 unit

Meskipun segmen low MPV sudah gemuk, masih ada saja pemain baru yang mau merebut secuil kue pasarnya. Terakhir Renault Triber yang digadang sebagai Low MPV termurah dari Eropa pun siap berkompetisi.

Toyota menanggapi hal tersebut sebagai strategi yang wajar bagi pemain baru. Executive General Manager PT TAM, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan masih banyak cara untuk masuk ke pasar ini dengan strategi masing-masing pendatang baru.

"MPV low tetap segmen yang paling besar, 43 persen. Orang ingin masuk ke situ tapi pada saat masuk ke situ dilihat pemain lamanya apakah kuat atau tidak. Sebagai pemain baru pasti akan cari celah di mana bisa masuk. Mereka harus kasih gimmick apa yang menarik," kata pria yang disapa Suryo ini.

Dengan kondisi saat ini, Suryo mengumpamakan Avanza sedang ditekan dari atas dan bawah oleh Xpander yang menyasar segmen low MPV ke atas. Sedangkan MPV China mengisi segmen di bawah Avanza.

"Kalau saya bilang mereka menemukan pasar yang baru. Mereka lihat namanya Avanza, Xpander, Ertiga punya skema sama. Nah mereka isi di segmen yang tadinya entry mau naik ke low (MPV). Sedangkan Xpander MPV low mau masuk medium. Xpander di atas Avanza, mobil China di bawah Avanza. Itu strategi yang dipakai oleh pemain yang ada di MPV low," papar Suryo panjang lebar.

Menghadapi gempuran tersebut, Suryo tetap yakin Avanza masih dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Penyegaran dan layanan purnajual hingga nilai jual kembali diyakini dapat menjadi daya tariknya tersendiri.

"Itu kan ditekan dari atas dan dari bawah, kita refresh produk dengan tema kita sendiri. Terbukti penjualan kita naik dari 6.000-7.000 jadi sekitar 8.000. Kedua kita dikenal dengan aftersales dengan resale value itu kita jaga dan tambah. Jangan sampai miss karena kalau miss, sama dengan kompetitor," pungkasnya.


Hide Ads