Padahal dari sisi ekonomis dan efisiensi bahan bakar, hybrid menjadi salah satu alternatif. Direktur Pemasaran PT TAM Anton Jimmi mengatakan memang pihaknya saat ini belum menetapkan hybrid sebagai tulang punggung penjualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Scheduling-nya saat lokalisasi produk pasti volume meningkat, tidak hanya harga, (juga) relevansi orang terhadap Hybrid. Makin banyak orang semakin tahu, akan semakin mudah lagi untuk beli," ujar Anton di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019).
Anton menambahkan bila insentif kendaraan listrik sudah rampung, harga mobil hybrid yang dijual Toyota pun akan lebih murah.
"Harapannya kalau sudah memproduksi di Indonesia nanti pasti harganya dan acceptance pasar di Indonesia sendiri bisa di bawah Rp 500 juta," ujar Anton.
"Pak JK bilang tahun ini akan keluar, semuanya akan menjadi jelas, even harganya sekarang bisa jadi turun tanpa lokalisasi. Dan itu menambah lagi pangsa pasar yang kita masuki, lokalisasi produksi pun harganya bisa turun lagi," sambungnya.
Seperti yang diketahui mobil di segmen small MPV masih menjadi kue terbesar di industri otomotif Tanah Air. Saat disinggung model tersebut, secara diplomatis Anton menjawab masih dalam tahap studi lebih lanjut.
Namun ia mengatakan bahwa untuk membangun pasar hybrid tidak mudah membalikkan telapak tangan. "Kalau pengalaman di Eropa untuk mempopulerkan hybrid butuh waktu kira-kira in average empat tahun untuk benar-benar popular dari hybrid," ujarnya. (riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah