SPBU Shell dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja imbas kelangkaan pasokan bahan bakar minyak (BBM). Begini respons Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
Bahlil mengungkap perusahaan swasta seperti Shell bisa mengatasi masalah gangguan stok dengan membeli BBM dari PT Pertamina.
"Sebenarnya mereka bisa melakukan kolaborasi dengan Pertamina, kemarin, saya sudah pimpin rapat dengan Pertamina, dan Wamen saya juga sudah pimpin rapat. Nanti saya cek perkembangan terakhir tim yang saya bentuk," kata Bahlil dikutip dari video Sekretariat Presiden saat menjawab pertanyaan wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
President Director and Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian jelaskan pihaknya melakukan penyesuaian kegiatan operasional, termasuk tim yang bertugas melayani pelanggan.
"Kami melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap, termasuk penyesuaian jam operasional dan tim yang bertugas melayani para pelanggan," ujar Ingrid melalui pesan singkat kepada detikOto, Selasa (16/9/2025).
Kabar PHK itu sebelumnya menyebar di berbagai platform media sosial seperti X (dulu Twitter). Salah satunya diunggah oleh pemilik akun X @ganissatanica.
"Minggu ketiga September stock diprediksi habis sehingga banyak yang akan kena PHK. Shell akan tetap buka cuman jualan oli dan diesel (dengan komposisi 2 staff dalam 1 shift). Kemungkinan stok bensin Super & Power akan datang lagi di bulan Oktober antara minggu kedua/ketiga," tulis unggahan @ganissatanica dikutip Senin (15/9).
Isu PHK juga menyebar melalui kabar media sosial lain. Shell disebut tidak bisa mendapatkan stok impor lagi, imbasnya operasional jadi terganggu.
"Ini kita udah terakhir pak, yang lain udah pada di-layoff. Stock impor udah ga akan ada lagi sampe tahun depan. Kalo stock yang di terminal penyimpanan abis, selesai sudah," tulis unggahan di Threads, dikutip Selasa (16/9/2025).
Bahlil menegaskan badan usaha penyedia bahan bakar swasta sudah diberikan alokasi impor lebih banyak dari tahun lalu.
"SPBU swasta itu sudah diberikan kuota impor 110 persen dibandingkan 2024," ungkap dia.
"Jadi sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak diberikan, contoh 2024 si perusahaan A mendapat 1 juta kilo liter, di 2025 kita memberikan kuota impor satu juta kilo liter plus 10 persen, berarti 1,1 juta kilo liter," jelasnya lagi.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Gara-gara Mobil Listrik, 60 Persen SPBU Sampai Tutup
Tarif Parkir di Jakarta Mau Naik, Segini Bedanya dengan Kota Lain
Viral Reaksi Valentino Rossi saat Marquez Jatuh