Kebijakan itu menunjukkan perusahaan tersebut telah bergeser dari ekspansi agresif yang dilakukan oleh mantan Chairman Nissan, Carlos Ghosn. Pengurangan 15 persen produksi mobil Nissan, sebagaimana dikutip Reuters, merupakan yang paling besar sejak lebih dari satu dekade perusahaan asal Jepang itu berdiri.
Nissan akan terus berupaya mengantisipasi anjoknya penjualan di pasar luar negeri, termasuk di Amerika Serikat. Nissan akan memproduksi sekitar 4,6 juta unit kendaraan pada tahun fiskal 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan Nissan tersebut kemungkinan akan berdampak pada pendapatan dan aliansi Nissan dengan produsen mobil Prancis, Renault
Awal tahun ini, Nissan, yang telah berjuang melawan penurunan penjualan, menurunkan perkiraan laba operasi untuk tahun fiskal saat ini menjadi 450 miliar yen (U$4 miliar) atau 22% lebih rendah dari tahun sebelumnya. Angka itu akan menjadi laba terendah Nissan sejak 2013.
Harga saham Nissan sendiri, terperosok dalam skandal pelanggaran keuangan yang melibatkan Ghosn dan perusahaan itu sendiri. Saham perusahaan tersebut diperdagangkan turun 1,2 persen dimulai pekan ini. (ruk/lth)
Komentar Terbanyak
Pajak Kendaraan Indonesia Salah Satu Tertinggi di Dunia, Masyarakat Dapat Apa?
Ini Sebabnya Pajak Mobil dan Motor di Malaysia Murah
Harga Jual Mobil Listrik Bekas Bikin Sakit Hati, Masih Mau Beli?